Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Gag Nikel yang digelar pada 30 Juni 2025 menyisakan satu catatan penting: jabatan Direktur Utama perusahaan tambang nikel tersebut kini resmi kosong. Pucuk pimpinan eksekutif tertinggi belum diisi, menyisakan struktur kepengurusan yang kini hanya terdiri atas dua komisaris dan satu direktur.
Merujuk pada informasi terbaru di laman resmi perusahaan, gagnikel.com, susunan dewan komisaris dan direksi saat ini adalah:
Hermansyah sebagai Presiden Komisaris
Saptono Adji sebagai Komisaris
Aji Priyo Anggoro menjabat sebagai Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Sumber Daya Manusia
Nama-nama seperti Arya Arditya Kurnia, yang sebelumnya menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama merangkap Direktur Operasi, kini tidak lagi tercantum dalam struktur manajemen perusahaan. Begitu pula dengan Lana Saria dan KH. Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), yang sebelumnya dikenal publik sebagai Komisaris PT Gag Nikel.
Gus Fahrur juga mengkonfirmasi RUPS tersebut melalui unggahan pribadi di akun Facebook miliknya. Dalam pernyataannya, ia menulis:
"Alhamdulillah, setelah RUPS PT GAG Nikel di Jakarta tanggal 30 Juni 2025, masa jabatan saya sebagai komisaris PT GAG Nikel sudah selesai dengan baik, terima kasih.
Gus Fahrur sempat menjadi sorotan karena posisinya sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga menjabat komisaris di perusahaan tambang. Meski sempat menegaskan bahwa jabatannya tidak mewakili organisasi, keikutsertaannya dalam entitas yang bergerak di sektor ekstraktif sempat menimbulkan perdebatan di ruang publik, terlebih soal wilayah operasional PT Gag Nikel yang berbasis di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat.