Mohon tunggu...
Mohammad LutfiMurtadho
Mohammad LutfiMurtadho Mohon Tunggu... Aktris - Mahasiswa aktif

Aku kuat dan sehat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pondok Pesantren Bustanul Ulum

11 Desember 2019   22:33 Diperbarui: 11 Desember 2019   22:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BIOGRAFI PONDOK PESANTREN BUSTANUL ULUM
(Mlokorejo -- Puger -- Jember)

Pada abad ke 18 an, pasangan suami istri yang bernama KH. Harun bersama istrinya Nyai Hj. Khodijah yang merupakan seorang pedagang serta penyair agama dari madura. Mereka juga mendirikan sebuah tempat yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran al-qur'an dan ilmu lainnya mengenai agama Islam di desa Mlokorejo Kecamatan Puger Kabupaten Jember.

KH. Harun mempunyai mempunyai anak empat, tiga orang putra dan satu putri, salah satu putri beliau bernama Habibah yang dikenal dengan nama Nyai Hj. Maimunah dikemudian hari Nyai Hj. Maimunah dinikahkan dengan seorang pemuda yang bernama Hasyim atau yang disebut KH. Irsyad Hasyim salah satu santri Syaikhona Kholil Bangkalan dengan bekal kecerdasan dan kepandaiannya dalam ilmu agamanya. KH. Irsyad Hasyim berupaya mengembangkan tempat pengajian tersebut sampai terwujud sebuah pesantren. 

Pasangan KH. Irsyad Hasyim dan Nyai Hj. Maimunah dikaruniai 7 anak, salah satu putri KH. Irsyad Hasyim yang bernama Nyai Hj. Hamidah Hasyim menikah dengan KH. Abdulah Yaqin, yang kemudian kepimpinan pesantren ini diserahkan kepada KH. Abdullah Yaqin. Pada tahun 1940 seiring dengan bertambahnya santri, atas saran pengasuh Pondok Pesantren Al Wafa Tempurejo yang bernama  KH. Ali Wafa , KH. Abdullah Yaqin memberikan nama pesantren dengan nama Pondok Pesantren Bustanul Ulum, bertujuan agar santri juga harus berkiprah dan mensejahterakan negara dan memahami berbagai ilmu baik formal maupun non formal

Pada tahun 1950, Pondok Pesantren Bustanul Ulum mendirikan sekolah formal pertama yaitu Pendidikan Guru Agama (PGA). Pada tahun 1956, KH. Abdullah Yaqin mendirikan Yayasan Waqaf Pendidikan Islam (YWPI), berubahan sekolah PGA menjadi YWPI bertujuan untuk menaungi berbagai lembaga formal dan non formal. 

Pada tahun ke tahun, Pondok Pesantren Bustanul Ulum semakin berkembang, perkembangan tersebut ditandai dengan didirikannya beberapa cabang madrasah atau sekolah diluar Pondok Pesantren Bustanul Ulum. Sebagai ketua yayasan, KH. Abdullah Yaqin mewujudkan agar yayasan ini tidak hanya mengelola masalah diberbagai pendidikan, tetapi juga berkiprah dan mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat disekitar pesantren. Pada tahun 1979 Yayasan Wakaf Pendidikan Islam (YWPI) disempurnakan menjadi Yayasan Wakaf Sosial Pendidikan Islam (YWSPI).

Pada tahun 1988, dengan bertambahnya umur dan beliau semakin menua, KH. Abdullah Yaqin memberikan kepimpinan kepada putranya yang bernama KH. Syamsul Arifin Abdullah, yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan di Umm Qura Mekkah dengan dibawah asuhan ulama terkemuka pada zamannya seperti Sayyid Muhammad bin Alawi, Syekh Ismail Zain Al Yamani, Syekh Abdullah Dardum dan Masyaikh madrasah Salutiyah.
Tetapi disaat kepimpinan pesantren dipegang oleh KH. Syamsul Arifin Hasyim terdapat kendala terhadap kurikulum formal. 

Pada tahun 1989 lembaga pendidikan formal dilingkungan Pondok Pesantren Bustanul Ulum dinon-aktifkan, hal tersebut disebabkan karena lembaga pendidikan formal kurang maksimal karena kurang tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Kemudian KH. Syamsul Arifin Abdullah mengambil keputusan untuk mengembalikan pesantren ini pada bidang salafiyah dengan harapan para santri menjadi generasi yang tafaqquh fiddin yaitu yang menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Islam. Tetapi dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin modern serta pembelajaran non formal yang belum cukup, para sesepuh , pengurus dan wali santri mengharapkan agar di lingkungan Pondok Pesantren Bustanul Ulum didirikan kembali sekolah formal.

Setelah melalui proses musyawarah yang panjang, akhirnya pada tahun 2000, pesantren mendirikan SMP Plus Bustanul Ulum. Seiring perkembangan zaman dan melihat banyak keberminatan santri semakin tinggi terhadap sekolah formal, pada tahun 2003, SMA Plus Bustanul Ulum didirikan. Selain itu, Pondok Pesantren Bustanul Ulum juga bekerja sama dengan Universitas Islam Jember (UIJ), bertujuan untuk membuat kelas filial untuk siswa siswi yang agar tertampung dilingkungan Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo.
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun