Mohon tunggu...
Lusi Intani
Lusi Intani Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Seorang Guru yang masih belajar dan terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Register Bidang Fotografi pada Komunitas Fotografer: Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik

25 September 2022   17:41 Diperbarui: 25 September 2022   17:43 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

                                                                                               

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat untuk bertukar informasi. Bahasa digunakan sekelompok manusia untuk mengungkapkan ide, pesan, perasaan, serta pengalaman. Sehubungan dengan hal tersebut, Kridalaksana (dalam Chaer 1994:32) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa. Khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor kemasyarakatan (Nababan, 1993 : 2). Menurut Chaer (1994 : 16 ) sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaian di masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa sosiolinguistik membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (sosial).

Dalam anggota kelompok sosial, bahasa tidak hanya sebagai sarana komunikasi, tetapi sebagai ciri khas yang membedakan kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Kelompok sosial yang berbeda menyebabkan bahasa yang digunakan bervariasi sehingga muncullah ragam bahasa atau variasi bahasa. Bahasa dengan ciri khas masing-masing yang dipengaruhi oleh bidang kegiatan tersebut lazim disebut dengan register.

Register merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh masyarakat tertentu sesuai dengan profesinya. Dengan kata lain, register dapat diartikan sebagai bahasa yang penggunaannya bergantung pada apa yang sedang dikerjakan. Pendapat tersebut sesuai dengan Chaer dan Agustina (2010:68) yang menyatakan bahwa register menyangkut penggunaan bahasa untuk keperluan atau bidang tertentu.

Fenomena penggunaan register dalam suatu kelompok sosial tertentu hingga saat ini masih menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan bahkan diteliti. Hal ini karena register yang digunakan oleh suatu kelompok memiliki wujud dan fungsi yang berbeda dengan kelompok lain. Latar belakang budaya dan bidang yang ditekuni oleh setiap kelompok memiliki pengaruh besar terhadap penggunaan dan perkembangan bahasa yang dikuasai oleh kelompok tersebut, sehingga wujud register yang diguunakan pun semakin bervariasi dan khas. Salah satu kelompok sosial yang menggunakan register dalam komunikasi antar anggota kelompoknya adalah para pegiat seni di bidang fotografi.

Fotografi merupakan seni dalam hal mengabadikan peristiwa. Fotografi mengalami perkembangan yang sangat pesat di era millenial ini. Fotografi banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Dalam bidang fotografi terdapat banyak penggunaan register yang tidak semua orang dapat memahaminya, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut. Objek dalam penulisan ini adalah register bidang fotografi pada kelompok sosial (komunitas) fotografer.

Berikut penggunaan register dalam bidang fotografi.

Data (1)                                                                                                                        

 A :   "Jangan lupa memakai flash . Biar hasil fotonya terlihat lebih terang."

B :   "Oke"

Pada percakapan (Data 1) di atas terdapat penggunaan istilah khusus yang berupa register, yaitu flash. Flash merupakan register bebentuk istilah yang berupa kata nomina yang digunakan pada bidang fotografi. Flash dalam bidang fotografi merupakan sebuah alat bantu untuk memotret dalam keadaan kurang cahaya sehingga foto yang dihasilkan menjadi terlihat lebih cerah. Oleh karena itu flash merupakan kategori kata nomina karena flash mengacu pada suatu benda yang bersifat konkrit.

Data (2)                                                                                                                     

A : "Keadaan seperti ini enaknya kita bikin foto makro nih"                                   

B : "Wah, bener banget kebetulan angle-nya juga pas"

Pada ilustrasi percakapan (Data 2) terdapat penggunaan istilah-istilah khusus yang berupa register, yaitu Foto makro dan angle. Register Foto makro yang digunakan pada bidang fotografi memiliki makna sebuah foto yang dihasilkan dari jarak dekat. Register angle yang digunakan pada bidang fotografi memiliki makna sudut pandang dalam pengambilan foto. Penggunaan register dalam bidang fotografi tersebut tidak bersifat rahasia, tetapi masyarakat di luar bidang tersebut kadangkala kurang dapat memahami kata-kata tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut bahasa yang digunakan dalam bidang fotografi seperti flash, foto makro, dan angle menjadi ciri khas dan khusus sehinga menarik untuk dikaji karena register yang ditemukan bervariasi baik menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

  • bentuk register bidang fotografi dalam komunikasi di komunitas fotografer ;
  • perubahan makna register bidang fotografi dalam komunikasi di komunitas fotografer; dan
  • fungsi penggunaan register bidang fotografi dalam komunikasi di komunitas fotografer.

Selanjutnya beberapa data yang penulis kumpulkan dari Komunitas Photography Penajam (KOPHYPPU), menggunakan kode Ka (Bentuk register berupa kata adjektiva), Kv (Bentuk register berupa kata verba), Kn (Bentuk register berupa kata nomina), Fv (Bentuk register berupa frasa verba), Fn (Bentuk register berupa frasa nomina), Skt (Bentuk register berupa singkatan) diantaranya sebagai berikut :

No

Deskripsi Data

Register

Kode

1.

"loh Den, kok bisa bocor begini fotonya?"

Bocor

Kv

2.

"Kenapa bisa pecah begini ya fotonya."

Pecah

Kv

3.

"Wah blur nih fotonya"

Blur

Ka

4.

"Koleksi foto-fotonya kalian hunting dulu. Sebelum pameran kirim ke aku ya"

Hunting

Kv

5.

"Banyak foto yang berpotensi untuk menunjukkan beberapa komposisi yang baik tapi seketika hancur karena munculnya kesalahan pada foto."

Komposisi

Kn

6.

"Masalah yang sering terjadi ketika memotret adalah focus shift atau pergeseran fokus"

Fokus

Kn

7.

"Yang membuat foto noise berbeda adalah dimana kamu bisa memberikan nuansa seperti pasir serta kualitas mentah"

Noise

Kn

8.

"Mudahnya kamu bisa memperlebar aperture"

Aperture

Kn

9.

"Eh, besok kalo hunting jangan lupa bawa tripod ya."

Tripod

Kn

10.

"Ini lebih di close up ya gambarnya !"

Close up

Fv

11.

"Kalau motret gambar yang bergerak dan fokus pada satu objek, terus latar blur

pake sutther speed berapa?"

Shutter speed

Fn

12.

"Saya setiap ngambil gambar back light pasti jadinya selalu silhouette."

Gambar back light

Fn

13.

"Cara memegang kamera untuk pengambilan foto bird eye gimana ya?"

Foto bird eye

Fn

14.

"Berikutnya akan saya tunjukkan cara pengambilan foto fish eye "

Foto fish eye

Fn

15.

"Namun grain sendiri mampu memberikan sebuah nuansa dan nilai dari hasil

ISO yang tidak sempurna

ISO

Skt

16.

"Kamera poket yang bisa DOF ada ga bang?"

DOF

Skt

 

Selanjutnya terdapat perubahan makna pada beberapa kata dalam bidang fotografi.

No

Register

Makna

Lama

Baru

1

Komposisi

Susunan/tata susun

susunan gambar yang

ada dalam suatu foto

2

Hunting

Berburu

Berburu sebuah

gambar/foto.

3

Bocor

Berlubang sehingga air (udara) dapat keluar atau masuk

Keadaan sebuah foto yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan karena terdapat objek yang mengganggu dalam foto

tersebut

4

Pecah

Terbelah menjadi beberapa bagian, 2) (v) retak atau rekah (tentang kulit, tanah, dan

sebagainya)

gambar yang dihasilkan terlihat tidak jelas dan memiliki kualitas foto yang buruk.

5

Fokus

Pusat

penyelarasan gambar

secara detail dan tajam

6

Noise

Kegaduhan (sesuatu yang menganggu)

Bintik-bintik tak beraturan (sesuatu yang

mengganggu)

Kesimpulan dari hasil penulisan tentang penggunaan register fotografi pada komunitas fotografer adalah sebagai berikut.

  • Register fotografi yang digunakan dalam komunitas fotografer meliputi bentuk istilah. Bentuk register fotografi berupa istilah meliputi kata, frasa dan akronim bentuk register berupa kata dan frasa dikelompokkan dalam kelas kata : (1) verba seperti bocor, pecah, hunting, dan Close up, (2) nomina seperti , pecah, komposisi, fokus, noise, aperture, tripod, Shutter Speed, gambar back light, foto bird eye, dan foto fish eye (3) adjektiva seperti blur. Akronim meliputi  ISO dan DOF.
  • Beberapa istilah dan kata dalam register fotografi juga mengalami perubahan makna. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan lingkungan penggunaan bahasa mengingat istilah dan kata tersebut berasal dari beberapa bahasa. Perubahan makna dalam register fotografi tersebut adalah sebagai berikut: (1), spesifikasi pada kata hunting dan komposisi, dan (2) asosiasi pada kata bocor, pecah, fokus, noise.
  • Berdasarkan konteksnya, fungsi register fotografi yang ditemukan dalam penelitian ini terdiri atas: (1) fungsi instrumental, misalnya pada kalimat "Koleksi foto-fotonya kalian hunting dulu. Sebelum pameran kirim ke aku ya" yang berfungsi sebagai Perintah untuk melakukan memproses pencarian dan pengambilan gambar dengan kamera untuk menghasilkan karya-karya berupa sebuah foto. (2) fungsi representasional, "Loh Den, bocor begini fotonya?" yang berfungsi sebagai Keadaan sebuah foto yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan karena terdapat objek yang mengganggu dalam foto tersebut. dan (3) fungsi penamaan, misalnya pada kalimat "Eh, besok kalo hunting jangan lupa bawa tripod ya." Berfungsi sebagai Alat bantu untuk mengurangi guncangan dan membuat kamera selalu dalam keadaan yang stabil sehingga hasil foto akan semakin tajam

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Marcus, Sudjojo. (2010). Tak-Tik Fotografi. Jakarta: Bukune.

Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soedjito. 1988. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun