Mohon tunggu...
LUSI CAHAYA PURNAMA
LUSI CAHAYA PURNAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi melukis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Upah Berdasarkan Gender

15 Mei 2024   18:34 Diperbarui: 15 Mei 2024   18:37 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan masih menjadi isu yang penting di dunia. Berdasarkan laporan The Global Gender Gap Report 2016, dari 144 negara cakupan di tahun 2016, hanya 59% negara yang menunjukkan penurunan kesenjangan antar gender di bidang ekonomi (World Economic Forum, 2016). Laporan tersebut juga mencatat bahwa secara global ada kesenjangan upah gender di pekerjaan berupah dengan upah perempuan hampir setengah dari upah laki-laki. Tidak hanya secara global, isu kesetaraan upah antargender di Indonesia juga masih menjadi isu yang sangat penting. Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia berada di peringkat yang rendah dalam hal kesetaraangender. 

Berdasarkan hasil survei World Economic Forum tahun 2016, Indonesia menempati peringkat ke-88 dalam Global Gender Gap Index dan peringkat ke-107 dalam sub-indeks Economic Participation and Opportunity (World Economic Forum, 2016). Rasio Upah perempuan terhadap upah laki-laki untuk pekerjaan yang sama hanya sebesar 0,68. Nilai ini menurun dibandingkan 10 tahun lalu yang sebesar 0,79. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas bahwa Indonesia harus mengejar ketertinggalannya dari negara lain dalam hal kesetaraan gender di bidang ekonomi, salah satunya adalah kesetaraan upah antargender.

Penelitian tentang kesenjangan upah antargender pada umumnya melihat dari sisi suplai dengan menggunakan data dari survei ketenagakerjaan. Data di level pekerja tersebut kemudian digunakan untuk mengestimasi persamaan upah. Persamaan upah didekomposisi menjadi dua bagian, explained gap dan unexplained gap. 

Explained gap merupakan perbedaan upah antara pekerja laki-laki dan perempuan karena perbedaan modal manusia seperti perbedaan pendidikan dan pengalaman kerja, sedangkan unexplained gap atau disebut juga residual gender wage gap merupakan perbedaan upah antara laki-laki dan perempuan yang tidak dapat dijelaskan oleh perbedaan modal manusia. Dengan menggunakan data level pekerja, residual gender wage gap seringkali dianggap sebagai bentuk diskriminasipah yang dilakukan oleh employer. 

Tak dapat dipungkiri perempuan masa kini jauh lebih maju dan memiliki kesempatan atau akses yang lebih luas untuk mengembangkan diri. Melihat perempuan menduduki jabatan strategis di sebuah organisasi atau perusahaan bukan menjadi hal yang mustahil. Masyarakat kita setidaknya sudah mulai terbiasa dengan pemimpin perempuan. Jika dilihat lebih detail lagi, kesetaraan gender dalam berbagai lini kehidupan masih menjadi hal yang patut untuk diperjuangkan. "Kalau pun ada pernyataan bahwa perempuan sekarang lebih menonjol, gajinya lebih besar, terlihat powerful, itu lebih merupakan pengecualian daripada kelaziman. Karena kalau dari data perbandingan, gaji perempuan dan laki-laki juga masih ada perbedaan yang jauh.



Selisih perbedaan gaji antara perempuan dan laki-laki ada sekitar 15 persen. Perempuan hanya digaji besar dalam industri tekstil dan fashion, tetapi selain bidang itu, perempuan melakukan pekerjaan yang sama tapi dihargai lebih murah. 

Ini juga terlihat alasan mengapa hal ini terus terjadi, salah satunya adalah sebagai akibat kebijakan negara yang cenderung tak ramah gender. Selain itu, tradisi patriarki yang kental dalam kehidupan masyarakat kita juga semakin memperkeruh kesenjangan upah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun