Mohon tunggu...
Syasha Lusiana
Syasha Lusiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku parenting CAHAYA DUNIA, Konselor, Motivator, Teacher

Pembelajar sepanjang hayat agar selalu memberi manfaat untuk masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja dalam Kungkungan Zaman (1)

28 November 2020   10:00 Diperbarui: 28 November 2020   10:07 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Ayolah Beb....dikiiittt aja..."

Dan... terpampanglah dua foto bagian vulgar si Beb yang dikirimkan pada si "Yang".

Ibu terduduk lemas, percakapan dari scren shoot antara anaknya dengan anak ibu yang tadi marah-marah itu terpampang jelas di hadapannya.  Ibu beristighfar, wudhu dan sholat untuk menyegarkan pikirannya.   Bayangan anaknya yang masih kelas dua esempe tapi sudah berani membuka percakapan dengan lelaki seperti itu.  Usai sholat, Ibu menangis, mengadukan permasalahan pada sang pemilik anaknya.

===========================================

Hati orangtua mana yang tidak hancur ketika menemukan anak remajanya melakukan hal-hal yang di luar batas kesopanan, etika dan adab.  Dengan kemajuan teknologi semacam ini, pelanggaran nilai-nilai kebaikan bisa dilakukan di dunia maya.  Sebagai orangtua tentu berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah semua hal negatif terjadi pada anak-anaknya.  Memasukkan anak pada Sekolah-sekolah berbasis agama, berbasis penuh nilai adalah sebuah upaya pencegahan anak dari dunia pergaulan yang menyesatkan.

Namun, orangtua lupa, anak juga adalah manusia yang mempunyai keinginan, harapan dan cita-cita.  Ketika mereka bersosialisasi maka tentu harapan, cita-cita dan keinginan itu sedikit banyak dipengaruhi juga oleh teman-temannya.  Dari contoh  kisah ibu Reina diatas, dia sudah berusaha memberikan gadget di usia empat belas tahun dengan beberapa perjanjian dalam penggunaannya,  namun ternyata ibu Reina masih kecolongan juga.

Fase Remaja, seringkali meresahkan orangtua, di masa ini orangtua merasa adalah masa tersulit dalam menghadapi anak.   Masa ini adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan kematangan.   Secara usiai biologis, usianya berkisar antara 11-21 tahun, makanya terkadanag disebut dengan masa "The ten Years" .   Masa Remaja juga sering disebut dengan Fase Infijar atau fase ledakan, fase "strum and drung" atau masa topan badai.   Disebut juga dengan masa Turbulensi atau masa bergejolak, masa yang tidak stabil.

Sesuai dengan fasenya, tentu orangtua harus mempunyai metode tersendiri dalam pola asuh di usia ini.  Harus ada pola pendidikan yang berubah dari usia sebelumnya.  Seringkali terjadi orangtua tidak merubah pola pendekatan dalam mendidik anak saat terjadi perubahan usia pada Anak.  Padahal perubahan itu hendaknya dilakukan seiring dengan fase perubahan pada Anak.

Di era digital dengan kehidupan yang sarat teknologi, bahkan sampai ke dunia komunikasi, dan secara tidak langsung merubah sikap, prilaku dan karakter individu, tak terkecuali para remaja kita.  Dengan kondisi seperti ini perlu upaya-upaya cerdas dan bijak dari orangtua agar anak terlindungi dari pengaruh-pengaruh negatif teknologi tersebut.

Dalam buku parenting hasil karya penulis, yang berjudul Cahaya Dunia, pada hal. 156.   Disitu dituliskan bahwa menurut seorang pakar psikologi, pemilik Rumah Konseling, Dosen di salah sebuah PTS, Dr. Muhammad Iqbal, Ph.D.  Sebelum orangtua mengatur penggunaan hape kepada anak, maka orangtua juga harus mempunyai upaya untuk cerdas dalam menggunakan smartphone tersebut  :

a. Pastikan HP orangtua tidak memiliki konten negatif, pornografi, kekerasan atau hal negatif lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun