Mohon tunggu...
luqman hidayat
luqman hidayat Mohon Tunggu... Seniman - warga sipil

Demi kalam dan apa yang mereka tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jihad Petani untuk Negeri

17 Juni 2021   19:59 Diperbarui: 17 Juni 2021   20:10 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani adalah penolong negri, persis ungkapan ini di gelorakan oleh KH. Hasim Asari pada suara Muslimin Indonesia, No. 2 Tahun ke-2, 19 Muharom 1363/15 Januari 1944. Matahari belum sempat menyingsingkan keperkasaannya, sura ayam mulai berbisik-bisik mendayu diatas daun telinga, suara azan subuh baru saja berhenti berkumandang. Pagi itu aktivitas di persawahan tidak namapak seperti biasanya. Berbondong-bondong orang pada berkumpul seraya membawa amunisinya untuk siap berperang, berperang melawan kelaparan, ketidak berdayaan dan ketidak adilan suwasembada pangan.

Petani adalah penyanga tatanan negara seperti ungkapan Ir.soekarno. petani sendiri sebetulnya berasal dari bahasa sangsekerta, Kata tani berarti tanah yang di tanami. Kalau dari bahasa jawa sendiri artinya palemahan seng ditanduri atau tanah yang ditanami terlepas dari sejarah unggkapan kata "tani", yang jelas selama ini yang mampu menjaga ketahanan pangan dan mampu membuat masyarakat terhindar dari penjajahan kelaparan yaitu pak tani atau petani, karena dari jalan inilah petani berjihad melawan kelaparan di negri ini.

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus melakukan penyesuaiaan terhadap kehidupan yang sedang berlangsung dan kita tidak boleh menilai kehidupan ini dengan beberapa hal saja. Umumnya seseorang menilai terhadap sesuatu tanpa mempertimbangkan banyak hal. Dan  tanpa disadari pula para pahlawan kehidupan ini sekarang berada disekitar kita. Perjuangan seseorang atau kelompok yang terlihat maupun tidak terlihat sedang menghidupi masyarakat banyak tanpa mengeluh dan sepi pujian, itulah petani yang sedang menanam benih padi di ladang tersinari oleh matahari yang terik dan sabar menunggu merawatnya sampe menjelma siap untuk di panen.

Begitulah pekerjaan seorang petani sehari-hari, takkan menjadi persoalan bagaimana petani menanam, menaruh padi tetapi yang menjadi persoalan bagaimana kita menghargai dan menghormati profesi ini. Pekerja di sektor pertanian banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka menjadi buruh tani, tetapi mereka tetap bekerja untuk pribadi dan masyarakat Indonesia. Selepas mereka tidak memikirkan masyarakat lain, akan tetapi dampak positif yang begitu besar bagi bangsa berada di pekerjaan petani.

Berangkat dari realita diatas majelis pemberdayaan masyarakat pimpinan pusat muhammadiyah mencanagkan perogam jihad kedaulatan pangan. Seperti yang di langsir dimedia online Media Indonesia edisi sabtu,17/3/2018. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyatakan, jihad kedaulatan pangan merupakan bagian dari upaya untuk menjadikan petani dan pertanian berkemajuan. Hal itu akan lebih cepat terwujud jika ada gebrakan dan kebijakan yang berani dari Pemerintah.

Salah satu isu penting yang dibahas dalam forum tersebut ialah jihad kedaulatan pangan. Gerakan itu relevan dengan keinginan Presiden Joko Widodo membangun paradigma ekonomi baru untuk mengatasi kesenjangan. Dulu, kata Haedar, kita mengoreksi Orde Baru, tapi ada sesuatu yang bagus dari rezim pemerintahan tersebut. Yaitu, membangun kedaulatan pangan sehingga dulu bisa swasembada beras. Menjadi sesuatu yang ironis ketika sudah hampir 15 tahun reformasi, pertanian menjadi dunia yang jalan ditempat. Di tengah liberalisasi politik ekonomi bahkan budaya, dunia petani sunyi.

"Beras susah, kalau panen petani rugi. Kita juga impor berbagai macam kebutuhan," katanya.

Haedar yakin, pemerintah mempunyai komitmen kuat. Apalagi Presiden Jokowi menginginkan membangun paradigma ekonomi baru.

"Kita berharap dalam konteks ekonomi baru itu memasukan dunia petani dan pertanian sebagai unggulan," katanya.

Dengan jihad ini, lanjut Haedar, semestinya orang Indonesia tidak susah cari makan. Mereka juga bisa memenuhi kebutuhan pokok sendiri, karena  di negeri ini semuanya bisa tumbuh.Tinggal sekarang bagaimana kebijakan untuk menjadikan potensi besar alam Indonesia itu jadi milik sendiri. Majelis Pemberdayaan Masyarakat sudah memulainya melalui pertanian produktif dan pertanian terintegrasi di berbagai daerah. Unggkapan ini seprti yang dilansir berita online Media Indonesia edisi 17/3/2018.

Zaman orde baru pekerjaan petani dengan bantuan negara dapat menghantarkan kesuksesan memberikan devisa negara yang tinggi dan mengubah wajah dan status negara dari pengimpor beras menjadi negara pengekspor beras tersebesar di dunia dan tercapainya swasembada beras pada tahun 1980. Peran petani sangatlah besar selain Merupakan kebutuhan pokok manusia juga dapat Memenuhi ketahanan pangan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun