Mohon tunggu...
luqman hidayat
luqman hidayat Mohon Tunggu... Seniman - warga sipil

Demi kalam dan apa yang mereka tulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membumikan Pemikiran Ki Hajar Dewantoro

2 Mei 2021   17:20 Diperbarui: 2 Mei 2021   17:30 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semenjak dilahirkan pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta, Taman Siswa banyak memberi kontribusi cukup banyak bagi bangsa Indonesia. Dengan adanya gagasan mendirikan sebuah sistem pendidikan yang diberi nama "Taman Siswa", Raden Mas Soewardi atau sering dikenal dengan Ki Hajar Dewantoro memberikan nuansa baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Dengan harapan semua golongan pemuda bangsa Indonesia mampu merasakan bangku pendidikan.

Tentunya Ki Hajar Dewantoro bukan semata-mata mendirikan Taman Siswa untuk pendidikan saja. Namun lebih dari itu ingin mewujudkan manusia merdeka lahir dan batin. Merdeka lahir batin yang dimaksud disini adalah bebas dari penjajahan baik secara fisik, ekonomi, politik dan sebagainya. Sedangkan kemerdekaan batin artinya berkemampuan untuk mengendalikan suatu keadaan. Bukan hanya itu Raden Mas Soewardi mendirikan Taman Siswa bertekad untuk berjuang mewujudkan pemuda yang akan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.

Dengan adanya gagasan mendirikan Taman Siswa, Ki Hajar Dewantoro mencetuskan sebuah ajaran yang sering disebut "Patrap Triloka" yang selanjutnya dikembangkan oleh Suwardi setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif yang diperkenalkan oleh Maria Montessori (Italia) dan Rabind Tagore (India/Bengalla). Patrap Triloka memiliki unsure semboyan bahasa jawa yang berbunyi "Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani". Ajaran ini sekarang sudah menjadi pedoman para pengajar seluruh bangsa ini. "Ing Ngarso Sun Tulodo" yang berarti di depan memberi teladan yang diambil dari kata bahasa jawa yang artinya,"Ing Ngarso" itu di depan atau di muka. "Sun" berasal dari kata ingsun yang artinya saya, "Tulodo" yang berarti memberi suritauladan atau contoh yang baik. Sedangkan "Ing Madya Mangun Karso" ." ing madya" yang artinya di tengah-tengah. Membagun berarti membangkitkan atau mengugah. Dan "Karso" diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi, makna dari semboyan itu adalah seseorang di tegah kesibukanya harus mampu membangkitkan atau mengugah semangat. Karena itu seseorang seharusnya mampu memberikan inovasi-inovasi di lingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk keamanan dan keyamanan dalam proses pembelajaran. Sedangkan yang terakhir "Tut Wuri Handayani". "Tut Wuri" yang memiliki arti mengikuti dari belakang. Dan "Handayani" berarti memberikan dorogan moral atau dorongan semangat. Sehingga arti keseluruhan dari "Tut Wuri Handayani" ialah seseorang harus memberikan dorongan-dorogan moral. Dorogan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita agar menumbuhkan motivasi dan semangat dalam proses pembelajaran.

Berkat mendirikan Taman Siswa Ki Hajar Dewantoro terkenal sebagai pahlawan yang kreatif, dinamis, jujur, sederhana, konsisten, konsekuen dan berani. ditambah dengan wawasan beliau yang sangat luas. Sehingga perjuangan beliau untuk bangsanya sampai akhir hayatnya banyak diapresiasi bagsa ini. Pada tanggal 28 November 1959, Ki Hajar Dewantoro ditetapkan sebagai pahlawan nasional sedangkan, tanggal 16 Desember 1959, pemerintah menetapkan hari kelahiran Ki Hajar Dewantoro tanggal 2 Mei sebagai hari pendidikan nasional berdasakan keputusan presiden RI No ; 316 TAHUN 1959.

Mengangkat pemikiran seorang tokoh besar seperti Ki Hajar Dewantoro tentu seharusnya terlebih dahulu memahami dan mempertimbangkan kondisi sosial cultural politik pada masa hidupnya. Berawal dari ketidak sukaan dengan sistem kerajaan yang foedal beliau merasakan ketidak nyamanan dalam situasasi itu. Perasaan inilah yang mengilhami dan memberikan kesan yang sangat dalam di dalam hati nuraniya. Dalam melakukan perjuanganya baik dalam dunia politik, sampai dengan pendidikan. ia juga menentang kolonialisme dan feodalisme yang menurutnya sangat bertentangan dengan rasa kemanusian, kemerdekaan, dan tidak memajukan penghidupan secara adil merata.

Taman siswa merupakan suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi kaum jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan. seperti halnya para priyai maupun orang-orang Belanda. Dengan tujuan yang diungkapkan di atas, Ki Hajar Dewantoro inggin mengangkat harkat dan martabat kaum jelata melalui jalan pendidikan.

Melihat isi dari kurikulum yang diajarkan dalam Taman Siswa yang berisi bahwa pembelajaran yang bersifat cultural nasional. Tiap mata pelajaran diberikan sebagai bagian peradapan bangsa yang perlu disesuaikan perkembangan zaman. Pemuda tidak boleh dikekang oleh ikatan tradisi dan konvensi yang dapat menghambat kemajuan bangsa. Segala bentuk pembelajaran harus mampu meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

Di samping pendidikan kecerdasan, dipentingkan juga penjagaan dan latihan kesusilaan serta pendidikan kebudayaan. Seperti pandangan Ki Hajar Dewantoro yang mengatakan pentingnya pewarisan budaya sebagai cara menyambung kembali peradapan bangsa yang pernah terdistorasi. Beliau juga selalu memikirkan kemajuan budaya bangsa yang harus selalu tumbuh.

Menurut Komarudin Hidayat dkk, dalam bukunya "Mereka Bicara Pendidikan Islam Sebuah Bunga Ranpai"(2009;34-35 ). Ada tiga hal yang menonjol dalam pendidikan kita sekarang ini, pertama sistem yang kaku, suatu sistem yang terperangkap dalam kekuasaan otoriter pasti akan kaku sifatnya. Maka, penyelegaraan pendidikan kita cenderung menuruti garis petunjuk dari atas. Segala sesuatu sudah ditetapkan di dalam petujuk teknis, tidak ada lagi tempat pemikir yang kreatif. Kedua praktek korupsi dan nepotisme. Karena sistem kita tertutup, manipulasi dana masyarakat banyak terjadi baik untuk kepentingan organisasi politik atau kelompok, ataupun kepentingan pribadi. Ketiga sistem pendidikan yang tidak berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Karena mengingat tujuan pendidikan untuk mencerdaskan rakyat. akan tetapi, telah berganti dengan praktik-praktik yang memberatkan rakyat untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas baik. Contohnya rakyat tidak diberdayakan melainkan diperas biaya pendidikan yang semakin mahal, dan ditambah mutu lulusan semakin rendah.

Menurut Tilar (1998;27) sistem yang kaku itu mudah sekali dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau kelompok. Karena itu, sistem pendidikan dapat saja dimasuki oleh praktik-praktik sektarisme yang membahayakan bagi kesatuan nasioanal dan keutuhan bangsa. Pendapat ini juga diperkuat dengan ungkapan Akhmad Sanusi (1998;388), kurikulum seperti ini akan membentuk sikap ketergantungan guru dan murid pada informasi yang telah disediakan, tidak ada peluang untuk mepertanyakan, memodifikasi, dan menguji nilai-nilai aplikatif. Kemungkinan mendapat nilai tambah sangat kecil.

Mengingat pendidikan adalah sebuah proses pembentukan karakter manusia yang tak pernah berhenti. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sebuah proses budaya untuk membentuk karakter guna meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun