Mohon tunggu...
Luna Yureka
Luna Yureka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

PECINTA HALU

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Budaya Patriarki: Pengaruh Pembentukan Karakter Laki-Laki

10 Maret 2023   13:00 Diperbarui: 10 Maret 2023   13:07 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Adanya penerapan budaya patriarki dalam kehidupan masyarakat Indonesia memberikan dampak besar dalam penilaian sudut pandang gender manusia. Budaya patriarki yang berhubungan dengan status, perilaku, serta adanya penggolongan otoritas diantara laki-laki dan perempuan. Sudah banyak artikel maupun jurnal yang membahas persoalan kesetaraan gender dengan pembahasan yang menitik beratkan tokoh perempuan. Banyak artikel serta jurnal yang membahas perempuan sehingga berdampak pada minimnya perhatian terhadap sosok laki-laki.

Banyaknya stigma masyarakat luas tentang laki-laki yang identic dengan mabuk, kekerasan, serta hal lain yang cenderung memperlihatkan sisi negatif seorang laki-laki. Dalam kasusnya pun terlihat dari banyaknya artikel yang mengupas  tindakan, sikap serta sifat laki-laki dari sisi kurangnya. Padahal apabila kita menilai laki-laki dari sudut pandang mereka (laki-laki), mereka tidak seburuk dan sebejat itu. 

Permasalahannya adalah mengapa banyak spekulasi negatif terhadap seorang laki-laki? serta mengapa sosok laki-laki selalu dituntut untuk menjadi kuat dan sempurna, padahal mereka juga memerlukan space untuk memperlihatkan sisi lemahnya. Memang adanya budaya patriarki yang membuat otoritas laki-laki berada pada titik tertinggi. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa adanya budaya patriarki dalam masyarakat memberikan dampak besar pada seorang laki-laki terutama dalam proses pembentukan karakter serta proses pencarian jati diri seorang laki-laki.

Banyaknya tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar membuat seorang laki-laki berjuang keras untuk menjadi kuat dan sempurna. Gagal memperjuangkan apa yang diinginkan tentu membuat sosok laki-laki merasa kecewa. Ketika sosok laki-laki merasa dirinya rapuh, namun dituntut untuk baik-baik saja seorang laki-laki akan memilih diam memendam perasaannya. Hingga akhirnya Ketika mereka sudah tidak bisa menampung rasa itu, mereka akan melampiaskannya pada hal-hal yang mungkin dapat merugikan dirinya sendiri. 

Dari situlah karakter seorang laki-laki terbentuk. Banyak karakter yang sangat identic dengan laki-laki yaitu tegas, keras kepala, gengsi, serta pendirian yang kuat. Dari berbagai karakter yang ada dalam diri laki-laki tentu tidak semuanya dianggap positif atau baik oleh masyarakat sekitar. Stigma atau anggapan buruk yang sudah ada dalam pemikiran masyarakat luas menjadi pemicu utama mengapa laki-laki memiliki karakter tertentu yang mana karakter tersebut terbentuk untuk membentengi dirinya dalam menghadapi omongan orang-orang disekitarnya.

Baik memang apabila ada penerapan budaya patriarki dalam lingkup masyarakat Indonesia. Dimana laki-laki mendapat otoritas yang lebih tinggi dari perempuan, karena dalam segi ketangguhan serta kesiapan laki-laki lebih prefer. namun menurut saya dalam kasus ini banyak masyarakat yang menyalah artikan budaya patriarki sehingga laki-laki dituntut harus baik dan sempurna. Memang pada saat ini sudah ada kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, namun stigma kuat dan sempurna itu masih sangat melekat dalam diri laki-laki yang mana hal tersebut menyebabkan sebagian laki-laki menjadi pribadi yang tidak tersentuh. 

Menurut saya kepribadian laki-laki sangat dipengaruhi oleh perilaku orang-orang disekitarnya. Laki-laki yang bagi saya adalah sosok manusia yang penuh kebohongan. Dimana mereka yang sejak kecil diajarkan untuk selalu baik-baik saja, membuat sosok laki-laki dewasa menjadi manusia pembohong yang menutupi segala masalahnya dengan kata "semua baik-baik saja". Sesuatu yang membuat saya geram akan satu sikap laki-laki. Padahal mereka bisa mengatakan bahwa mereka tidak baik-baik saja. Budaya patriarki yang ada dalam masyarakat sangat berpengaruh besar bagi pembentukan karakter atau kepribadian seorang laki-laki, terutama pada usia remaja hingga dewasa.

Banyak harapan dalam pembuatan artikel ini, diantaranya adalah harapan agar masyarakat sekitar dapat merubah pandangannya terhadap sosok laki-laki. Berharap laki-laki juga diberi kesempatan untuk berkeluh kesah atas hidupnya. Tentu juga harapannya adalah agar para laki-laki diluar sana mampu untuk speak up atau mengutarakan apa yang mereka rasakan. Bukan hal mudah untuk para laki-laki untuk menjadi sosok rapuh disuatu saat nanti, karena tuntutan hidup mereka yang membuat mereka menjadi sedemikian rupa. Kirannya untuk kedepannya para laki-laki dan masyarakat dapat memberikan aura perdamain serta hubungan yang positif dalam menjalankan kehidupan sosial.

Pada pencarian data pendukung dalam media masa tidak tditemukan adanya data yang mendukung argument pada artikel ini, sehingga data pendukung untuk argument ini didapatkan dengan cara obsevarsi dan terjun langsung ke lapangan. 9/10 laki-laki memaparkan bahwa pembentukan karakter seorang laki-laki dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah lingkungan pergaulan, tekanan dari keluarga dan orang tua, serta pengaruh asmara yang dialaminya. Tentu ketiga hal tersebut juga tak lepas dari peran budaya patriarki yang tertanam dalam pusar kehidupan masyarakat terutama dalam lingkungan hidup keluarga.

Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. (Pinem, 2009:42). 

Ketika seseorang ditempatkan di otoritas tertinggi tentu membuat orang tersebut berupaya untuk menjadi sempurna tanpa cacat cela. Berusaha untuk selalu terlihat baik-baik saja sekalipun sedang merasa terluka. Sebuah artikel yang diunggah dalam situs online baktinews.bakti.or.id yang berjudul "Saya Laki-Laki, Saya Butuh Feminisme" yang ditulis oleh Gede Benny, dengan penerjemah artikel asli oleh Sheila Lalita dipaparkan bahwa laki-laki menjadi korban pratriarki, namun kebanyakan dari kita tidak menyadarinya. Penitik beratan gender perempuan pada setiap unggahan artikel menjadi salah satu faktor kurangnya perhatian khusus terhdap laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun