Mohon tunggu...
Lukman Bin Saleh
Lukman Bin Saleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Madrasah Aliyah NW Sambelia- Lombok Timur FB:www.facebook.com/lukmanhadi.binsaleh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Pasanganmu Bukan Malaikat Tak Bersayap

10 April 2018   06:50 Diperbarui: 10 April 2018   07:53 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari Kamis kemarin seharusnya ibu-ibu muda itu berkumpul untuk arisan. Di satu lesehan di desa saya Labuhan Lombok, Lombok Timur. Tapi rencana mereka buyar. Mendadak sehari sebelumnya beredar vidio sex salah satu anggotanya. Tak urung, para suami dari ibu-ibu muda itu mencak-mencak. Meminta istri masing-masing keluar dari grup.

Awal mulanya begini. Salah satu anggota kelompok senam dan arisan ibu-ibu muda itu menjalin hubungan terlarang lewat Facebook. Seorang laki-laki yang sedang bekerja di luar negeri. Berjalan hampir setahun. Petaka datang ketika si laki-laki mendesak ibu muda itu untuk mau menikah dengannya. Tentu saja si ibu muda menolak karena masih punya suami.

Rupanya laki-laki itu sangat ngebet untuk mengawini si ibu muda. Tidak peduli istri orang. Karena kebetulan wajah si ibu muda juga sangat cantik, penampilannya modis. Si laki-laki memenebar ancaman. Si ibu muda tetap pada pendirian. Meski ancamannya sangat mengerikan.

Maka ancaman itupun menjadi kenyataan. Si laki-laki menyebarkan vidio sex si ibu muda. Vidio saat si ibu muda dengan suka rela membuka pakainnya sendiri satu persatu sampai bugil atas permintaan si laki-laki melalui vidio call. Diminta mempermainkan alat vitalnya. Lengkap dengan percakapan panas yang sangat jelas terdengar.

Para suami marah-marah.Rupanya para istri selama ini salah pergaulan. Tidak sedikit di antara mereka yang pernah ke sana kemari menemani si ibu muda. Rencana acara arisanpun berantakan.

Dalam seminggu ini, sebenarnya bukan kali ini saja saya mendengar kisah dramatis seperti itu. Beberapa hari sebelumnya juga ada seorang teman sempat curhat. Saat itu dia sampai menitikkan air mata. Satu hari dia mengantar anaknya ke sekolah. Sampai gerbang si anak tidak langsung masuk. Dia berbalik. Memegang tangan ayahnya.

Sambil menangis si anak berkata lirih. Maaf ayah. Selama ini saya membohongi ayah. Karena takut dengan ancaman ibu. Sekarang saya sudah tidak tahan lagi. Kasihan ayah. Sebenarnya ibu telah selingkuh. Dia memiliki HP lain yang disembunyikan untuk menghubungi selingkuhannya saat ayah pergi.

Bagai disambar petir dia mendengar pengakuan si anak. Kesadarannya lenyap. Tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Bahkan dia tidak lagi mendengar apa yang dikatakan si anak. Kapan si anak pergi meninggalkannya. Dia tidak percaya semuanya bisa terjadi. Istri yang selama ini sangat dipercaya berbuat seperti itu.

Begitu banyak kisah perselingkuhan ibu-ibu berawal dari media sosial yang saya saksikan. Tadi malam saat anak-anak sudah terlelap. Sambil nonton TV, saya tiduran di pangkuan istri. Saya katakan bersyukur memiliki istri setia seperti dia. Setidaknya sampai saat ini. Sementara berjuta laki-laki di luar sana harus menerima kenyataan atau tidak menyadari kalau istrinya berkhianat.

Saya katakan juga dia istri yang cerdas. Rajin melakukan tindakan pencegahan. Selalu mengontrol HP yang saya pegang. Tidak segan mengingatkan dan menegur jika ada tindakan saya yang dirasa offside. Begitu juga sebaliknya. Meski jarang dan tidak kentara. Saya selalu mengontrol HP-nya. Bahkan saya langsung memblokir jika ada laki-laki yang menchat istri saya secara intens.

Satu hal juga yang saya ingatkan. Jangan pernah mengumbar masalah rumah tangga ke media sosial. Di sana terlalu banyak setan-setan bermuka malaikat. Mencari istri-istri orang yang kesepian, yang sedang bermasalah dengan suaminya, yang sedang terjepit masalah keuangan. Istri-istri seperti ini sangat mudah untuk tergoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun