Jai Kalah Dua Bungkus Rokok
Setelah Jai ngarit rumput untuk ngasih makan kambing selasai. Seperti biasa melanjutkan nongkrong di pos kamling RW IX untuk menunggu kedatangan Wanyad.
Kebetulan Minggu kemarin Jai kalah tebak-tebak, sehingga jatah rokok untuk satu minggu harus diberikan pada Wanyad. Alhasil mulutnya tanpa merasakan hisapan rokok, terasa sangat hambar dan kecut.
Tidak menunggu lama di pos kamling, terlihat Wanyad sedang berjalan menuju tempat tongkrongan yang sering mendapatkan sebungkus bahkan kadang lebih, dari menang tebak-tebak yang menjadi hiburan tersendiri orang kampung yang jaga malam di pos kamling.
Baru saja Wanyad duduk dan menghisap rokok hasil menang tebak-tebakan. Jai langsung nyosor dan mengajak bermain tebak-tebakan sama Wanyad.
"Minggu kemarin aku boleh kalah, tetapi hari ini tidak boleh" Kata Man Jai pada Wanyad.
Wanyadpun hanya diam saja, atas tantangan dari Jai. Karena dalam kamus Wanyad, Jai tidak pernah menang bermain tebak-tebakan dengannya. Dan sampai kapanpun tidak akan pernah menang. inilah sumpah Wanyad raja tebak-tebakan.
"Silahkan, I Jai. Terus kalau saya bisa menebak hadianya apa?." Kata Wanyad.
"Seperti biasa kalau bisa menebak hadiahnya satu bungkus rokok dan kalau tidak bisa menebak ngasih aku dua bungkus rokok." Ujar Man Jai penuh semangat.
"Deal Nyad"
"Deal  I, silahkan tebakannya apa."
"Pakian apa yang sering dibeli istri dan suaminya tidak pernah marah."