Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Randusanga Butuh Asupan Lumpur

9 November 2022   20:38 Diperbarui: 9 November 2022   20:48 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Desa Randusanga Kulon, H. Affan Setiono, SE. dalam Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) dibalai Desa Randusanga Kulon Brebes. Dokpri

Randusanga Butuh Asupan Lumpur

Randusanga dapat dikatakan oleh penulis merupakan salah satu desa yang butuh asupan lumpur. Hal ini berdasarkan pada para pemilik tambak yang mengalami kesulitan mencari lumpur untuk membuat galengan tambak, agar tidak rusak. Baik oleh derasnya air pasang mau untuk peremajaan tanah para pemilik tambak

Kondisi minimnya lumpur yang sangat dibutuhkan oleh pemilik tambak, membuat masyarakat terkatung-katung dalam penantian yang tak berujung dan membiarkan rusak. Sehingga bak lautan yang tak berujung.

Kemana penulis harus bertanya ketika desanya mengalami krisis lumpur. Karena sudah sangat jelas bahwa kondisi yang ada di masyarakat saat ini sangat membutuhkan lumpur.  

Ada beberapa hal yang membuat desa penulis di sebut desa krisis lumpur.

Pertama, tidak bisa membuat galengan tambak. Bagaimana para petani akan membuat galengan, mencari lumpur saja sudah sangat susah, terus galengan di buat dari apa?. Kalaupun terpaksa dari daun, waring, kayu-kayu kecil, itupun akan beda dengan yang dari lumpur, lebih bertahan lama dibandingkan dengan yang lainnya.

Kedua, jalan menuju tambak terputus, sehingga transpotasi beralih menggunakan perahu. Jalan-jalan sudah tidak terlihat dan rusak tertutup oleh air. Sehingga jalan yang dahulu bisa dilewati, baik dengan berjalan kaki maupun menggunakan sepeda ataupun kendaraan bermotor sudah tidak bisa. Sepertinya daratan galengan sudah hilang, bagaikan desa di atas air.

Ketiga, sungai semakin dalam. Intensitas rob yang tinggi dan deras, membuat sungai semakin dalam, dan sangat membahayakan bagi para petani tambak yang galengannya terus tergerus oleh derasnya sungai.

Beberapa hal yang terjadi ketika desa penulis mengalami krisis lumpur, maka jelas dampaknya bagi warga desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani tambak.

Dampak ekonomi, kondisi tambak yang rusak dan tidak produktif, berdampak pada pendapatan perekonomian warga. Mereka yang dulu memiliki puluhan hektar tambak dan kemudian rusak, tidak lagi punya penghasilan.  Alhasil sekarang menjadi warga miskin.

Randusanga yang dulu menjadi penampung ribuan orang pencari kerja, kini menjadi desa yang miskin pekerjaan. Sulit mencari pekerjaan untuk warganya sendiri, banyak orang yang menganggur karena rusaknya tambak.

Dahulu, Randusanga merupakan desa penyumbang besar ekonomi  warga yang ada di Desa Randusanga dan sekitarnya. Kini menjadi desa yang tertinggal dan miskin karena dampak banjir rob.

Selanjutnya dampak pada dunia pendidikan warga. Masyarakat Randusanga saat perekonomiannya meroket sebagai desa penghasil bandeng dan Udang Windu,  sangat mudah untuk membiayai sekolah anaknya sampai Perguruan Tinggi. Persoalan tambak yang sudah tidak produktif membuat salah satunya tingkat ATS (Anak Tidak Sekolah) Tinggi. Dan DTS (Dewasa Tidak sekokah Sekolah) tinggi pula.  

Dampak pada kesehatan,  dengan terhalangnya jalur transportasi, menghambat pelayanan kesehatan bagi warga yang membutuhkan. Pernah ada salah satu warga sakit dan mau melahirkan yang harus segera mendapatkan pertolongan. Namun dengan kondisi jalan sangat susah dilalui, sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat diberikan secara maksimal.

Jalan menuju parin saat banjir besar. Dokpri.
Jalan menuju parin saat banjir besar. Dokpri.

Ketika air rob datang dan menggenangi rumah, jalan terpenuhi air, membuat para pemilik rumah kedinginan dan terkena sakit gatal-gatal, diare dan memicu penyakit lainnya.

Dampak Psikologis, banjir yang setiap hari datang, memasuki rumah warga, membuat sebagian masyarakat stress dan terus mengeluh. Bayangkan saja rumah yang terus terkena banjir, kalau sudah kering, harus dibersihkan dan ini memerlukan tenaga ekstra ubtuk membersihkannya kembali.  Kondisi seperti membuat stress bagi warga.

Banjir yang membuat penggunda kendaraan mogok .dokpri
Banjir yang membuat penggunda kendaraan mogok .dokpri


Rutinitas menguras dan membersihkan rumah karena air banjir rob baru kering, membuat pekerjaan tersendiri yang cukup melelahkan. Bahkan memicu pemilik rumah menderita sakit karena kelelahan.

Krisis lumpur biarlah alam yang menjawab. Alam berhadapan dengan alam. Manusia hanya bisa berusaha mencari jalan keluarnya. Bagaimana caranya agar lumpur/sedimentasi sungai bisa masuk ke dalam tambak-tambak warga desa, sehingga galengan bisa dibuat kembali dan tambak kembali berfungsi.

Semoga krisis lumpur segera teratasi. Cepat tersalurkan untuk mengisi tambak-tambak yang semakin dalam dan terlihat kembali galengan petakan tambak. Sehingga ada lagi tempat untuk berjalan sepanjang tambak seperti dahulu lagi.

Lukmanrandusanga (Rabu, 9 Nov.2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun