Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NU Kembali ke Pesantren

8 Oktober 2022   06:14 Diperbarui: 8 Oktober 2022   06:19 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H. Lukman Nur Hakim, inisiator SIAP (Dokpri)

Kembali Kepesantren
Figur para pemimpin NU sekarang harus seperti pesantren, kembali ala kepesantren, semangat pesantren, komitmen dan keikhlasan mengajinya, mendidik umat dengan pendekatan mengaji untuk mempertahanan tradisi yang kuat dan baik, jangan sampai tradisi itu sendiri hilang. Hindari kandidat yang masih aktif kedinasan maupun masih menduduki dipemerintahan, dikhawatirkan ia memiliki kepentingan tersendiri dari ketika menjadi ketua.

Arosi wal murtasi finnar. Jangan sampai dalam pemilihan ketua, terjadi  suap dan menyuap yang menang. Perilaku yang ini harus di reformasi dengan niat dan perilaku yang baik. Agar NU tetap eksis dan kuat disetiap daerah. Ketika kandidat mau menyalonkan diri dengan bermodal uang semata, dikhawatirkan akan nilai-nilai keikhlasan luntur dalam menjalankan roda organisasi dan hanya mencari kedudukan atau kekuasaan semata.

Perlu diingat bahwa Subtansi NU adalah pengajaran untuk menyelematkan ummat, sebuah gerakan yang dibangun dari sisi kulturnya, tidak hanya membesarkan sisi kualitas organisasi atau manajemen semata. NU organisasi yang sangat kuat dengan tradisi-tradisi dan sistem kepesantrenan yang dipimpin tokoh para kyai yang memiliki kharismatis.

Tanggapan Peserta Silaturahim Alumni Pesantren
Ada beberapa tanggapan dari peserta halaqah SIAP yang hadir, menurut  Ibu Nyai Nafisah dari Pondok Pesantren As-Syamsuriyah, beliau mengatakan. Keprihatian Gus Najjib sama dengan keprihatinan kita semua, melihat NU di Kabupaten Brebes, betul-betul dalam suasana tragis. Beberapa tahun NU fakum yang luar biasa dan yang paling sangat merasakan sekali adalah NU kultural dan dipermalukan di even-even provinsi.  RMI putri Jawa Tengah, terhambat karena persolan struktural di PC NU Brebes. Sehingga RMI putri tidak bisa eksis.

Ibu Nyai Hj. Nafisah. Dok Pri
Ibu Nyai Hj. Nafisah. Dok Pri


Lebih jauh Ibu Nyai Nafisah mengatakan, Menghadapi konfercab, banyak dinamika yang terjadi. Seharusnya SIAP ini menghadirkan Obyek dan subyek yang mempunyai suara. Bukan kita yang sebagai konsumsinya, dialah ketua ranting atau MWC. Agar dapat merubah paradigma yang ada dibenak mereka? Siapa yang layak dijadikan kader. alimkah? Kaya kah? atau begron pesantren. Atau kita akan mengalami kekecewaan yang kedua kalinya? Apa harus revolusi total.  Kalau Nasi sudah menjadi bubur tapi dibuatlah bubur yang istimewa dan dari SIAP ini bisa menjadikan rekomendasi kepada para pemilik suara. Hasil konfercab sangat  ditunggu-tunggu  untuk menjadi jamiyah yang bermanfaat

Ahmad Syaikhu (Dokpri)
Ahmad Syaikhu (Dokpri)


Menurut  Akhmad syaikhuddin, alumni pesantren Babakan Tegal, ia mengatakan, Selagi sistem pemilihan  mengikuti liberal, mulai kekecamatan dan ranting-ranting. Arrosi wal murtasi yang menang. Kalau model seperti  ini akan sama, maka harus ada perubahan yang menjadi pemimpin dipilih oleh para kyai. Maka calon ataupun kandidat tidak akan memberi sesuatu pada pemilik suara. Dalam tradisi santri ketika mendapat amanat seharusnya takut bukan seneng. Karena amanat sendiri merupakan hal yang sangat berat untuk dipikul.

Berbeda dengan peserta SIAP Zainal Wafa, beliau mengatakan NU yaah sebenarya ada ranting, mereka niatnya ikhlas, menjadi pengurus saja dorong-dorongan. PC NU selakyaknya sering menyelenggarakan even besar, yang akan mengangkat NU ditengah-tengah masyarakat.  NU kedepan  harus amanah,  kalau tidak ada salah satu kandidat yang amanah, yaah... sama saja itu tidak akan maksimal dalam menjalankan roda organisasi. Bagaimana peran NU dalam pemberdayaan ummat dan memiliki sesuatu untuk kepntingan ummat.

Menurut Ahmad Faris Sulhak (Itopsi  Utara), beliau mengatakan keprihatinan yang sama, melihat kondisi NU yang ada sekarang ini, NU Brebes sangat jauh dibandingkan dengan kota-kota sebelah. Brebes banyak Ma'ad, tetapi kurang memberi warna terhadap struktur NU. Satu konsep perubahan bersikap regional Brebes, jangan sampai konsep yang matang jangan berhenti ditataran konsep saja, tapi perlu di tindaklanjuti. Kita bisa adopsi yang baik-baik dari tetangga sebelah.

Kita orang NU mendidik dari MI  sampai MTs dan Aliyah, mengajarkan pada  jamiyah-jamiyah, namun kadang jamaah yang digarap oleh NU pindah ke yang lain karena mereka ada didunia kerja dan hidup pada tempat yang baru.  Masjid NU sudah banyak yang hilang dan dikuasai oleh sebelah. NU harus memiliki model dakwah dalam perkatoran maupun perusahaan sehingga warga NU tidak banyak yang hilang pindah ke yang lain.
 
Sebagai penegasan dalam hasil halaqah SIAP ini (4/10/2022), bagaimana NU kembali kepesantren, Semangat, ikhlas, tirakat dan mujahadahnya ala pesantren. Pelaksanaan Koferensi Luar Biasa (KLB) uang tidak memiliki pengaruh dalam menentukan pilihan kandidatnya, dalam KLB tidak ada kedengkinan adanya kebersamaan persaudaraan dan full tawa. Setelah Konferensi Luar Biasa (KLB) yang akan dilaksanakan pada Sabtu 15 Oktober 2022 tidak ada lagi KLB Jilid 3. Dan terbentuk kepengurusan yang kompak bukan kekelompokan yang masih memegang pada egonya sendiri-sendiri dan terlihat wajah baru yang ikhlas, cerdas dan amanah.  

Lukmanrandusanga (6/10/2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun