Melakukan mandi harus menimba disumur, kalua santri sekarang, sepertinya tidak mungkin. Tetapi jamanku diera tahun 90 nan. itu hal yang wajar. Bahkan dapat dikatakan wajib hukumanya.
Kedua, mungkin keberkahan hidupku bersama anak dan istri. Dari doa orang-orang yang sholat, yang mengambil air wudlu, ditempat yang aku bersihkan. Bayangkan saja, kolam tempat wudlu yang awalnya kelihatan kotor, setalah aku bersihkan bersama-sama santri yang lain. Kolam wudlu menjadi keminclong. Sehingga membuat orang suka berwudlu di kolam masjid tersebut.
Ketiga, karena menerima hukuman dengan ikhlas, maka yang ada adalah kebahagiaan. Tidak ada rasa marah apalagi dendam kepada yang orang yang menghukum. Mungkin dapat dikatakan "takut kualat". Namanya saja santri. Hidunya selalu berusaha untuk selalu mendapatkan keberkahan dari para Kyainya.
Sepertinya keberkahan lewat jalur nguras kolam masjid. Sangat sulit didapat bagi santri jaman sekarang atau bahkan sudah ditutup. Mungkin dapat dikatakan jamannya sudah beda dan sudah tidak layak lagi adanya santri di hukum, untuk nguras kolam masjid.
Biarlah kenangan hukuman nguras kolam masjid, menjadi cerita tersendiri santri di era 90 an. Dan dapat dikatakan hukuman yang menyenangkan.
(lukmanbbs -KBC29)