Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Aktif

Mengungkapkan rasa dan pikiran yang terkadang tak berpadu dalam realita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sarapan Pagi

12 Februari 2021   07:22 Diperbarui: 15 Februari 2021   20:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.wikipedia.org

Matahari terbit adalah awal hidup pada hari dimulai. Semua aktivitas kehidupan kita mulai bergerak ketika matahari terbit. Tapi tidak semua orang melakukannya, sebagian orang-orang sudah melakukan aktivitasnya sebelum matahari terbit, ada yang sudah bangun sebelum shubuh, ketika waktu tahajud bahkan berada ditengah malam. Itu semua terjadi karena orang-orang punya porsi waktu untuk memulai aktivitasnya. Atau bisa jadi karena targetan waktunya, jam prioritas dan lain-lain.

Sebagai anak, tentunya menjadi sosok yang sangat diperhatikan oleh orang tua. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Melakukan aktivitas apapun akan menjadi tidak semangat dan kurang maksimal jika di pagi hari kita melewatkan hal yang pokok, yaitu sarapan pagi.

Kadang-kadang untuk anak yang umurnya masih sekolah, banyak permintaannya dan saat disuguhkan sesuatu, kadang menolak dan kadang ada juga yang menerima. Karena tidak ingin ada paksaan, maka setiap paginya orang tua selalu menawarkan dengan bertanya,"Mau sarapan sama apa?" kepada anaknya.

Jawaban-jawaban yang dilontarkan seorang anak, cukup bervariatif. ada yang menjawab,"terserah mama aja", "aku pengen bubur ayam mang aziz", "aku pengen itu mah, nasi uduk aja" dan sebagainya. Terkadang orang tua bertanya seperti itu karena belum disiapkan atau belum masak sama sekali. Hanya sekedar masak nasi, kemudian untuk lauknya ditentukan di waktu selanjutnya.

Nafsu makan pasti akan sering bergonta-ganti seiring berjalannya waktu. Teruntuk yang mampu beli apapun. Untuk yang tidak mampu ? mereka akan berusaha makan dengan lauk apapun dan yang terpenting mereka bisa makan. Karena orang Indonesia makanan pokoknya nasi, maka otomatis makanan awal yang dicari adalah beras dinanak menjadi nasi. Kalau yang ingin kebarat-baratan atau karena tidak ingin banyak-banyak makannya, ada yang sekedar makan roti, buah pisang, segelas susu atau minuman sereal, punya seleranya masing-masing. Jika mereka tidak sarapan pagi terlebih dahulu, mereka akan mendapatkan dampak yang bisa jadi menjadi keburukan bagi hidupnya. Baik itu fisiknya, pekerjaannya, dan sebagainya.

Dan kita patut bersyukur karena masih diberikan untuk merasakan lapar, merasakan haus, merasakan lemas, merasakan kuat, merasakan kenyang dan lain-lain. Kalau kita sudah bersyukur, semuanya menjadi nikmat ketika bersyukur, bahkan nikmat kita bisa ditambahkan oleh Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha Kaya, seperti firman-Nya :

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim: 7)

Maka dari itu, sarapan pagilah! Apapun yang dihidangkan di meja makan, apapun makanan yang baik diberikan, kita terima dengan baik kemudian bersyukur sehingga hal itu akan mencukupkan semua hal yang dibutuhkan dipagi hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun