Mohon tunggu...
Muhammad Salman Alfarisi
Muhammad Salman Alfarisi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Standar IEEE 830: Harapan Baru atau Bencana bagi Developer?

6 Maret 2025   09:58 Diperbarui: 6 Maret 2025   09:58 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (Software Requirement Specification atau SRS) memainkan peran yang sangat krusial. Dokumen ini bukan sekadar formalitas, melainkan fondasi utama dalam pembangunan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Namun, tantangan utama yang sering muncul adalah bagaimana memastikan kualitas SRS agar tidak hanya sekadar terdokumentasi dengan baik, tetapi juga dapat diterapkan secara efektif dalam siklus pengembangan perangkat lunak.

Artikel "Evaluation of Software Requirement Specification Based on IEEE 830 Quality Properties" yang ditulis oleh E. Stephen dan E. Mita memberikan wawasan berharga dalam menilai kualitas SRS berdasarkan standar IEEE 830. Penelitian ini menyoroti empat aspek utama dalam evaluasi SRS, yaitu completeness (kelengkapan), correctness (kebenaran), consistency (konsistensi), dan preciseness (ketepatan). Dengan membangun prototipe berbasis web, penelitian ini menawarkan metode kuantitatif untuk mengidentifikasi kelemahan dalam struktur dan isi dokumen SRS.

Pentingnya Evaluasi Berbasis Standar

Salah satu poin utama dari artikel ini adalah perlunya standarisasi dalam penulisan SRS. IEEE 830 telah lama digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dokumen kebutuhan perangkat lunak yang terstruktur dan jelas. Namun, banyak pengembang perangkat lunak yang masih mengabaikan pentingnya mengikuti standar ini secara ketat. Akibatnya, terjadi banyak kesalahan dalam tahap awal pengembangan yang berujung pada kegagalan proyek.

Penelitian ini membuktikan bahwa ketidaklengkapan struktur SRS adalah salah satu faktor utama yang menghambat kualitas perangkat lunak. Dari studi kasus yang dilakukan, hanya 6 dari 23 topik dalam standar IEEE 830 yang ditemukan secara langsung dalam dokumen yang dievaluasi. Ini menunjukkan bahwa banyak pengembang masih belum memahami bagaimana menyusun SRS yang benar-benar lengkap dan sesuai standar.

Automasi dalam Evaluasi Kualitas SRS

Salah satu kontribusi utama dari penelitian ini adalah penggunaan pendekatan otomatis dalam mengevaluasi dokumen SRS. Dengan memanfaatkan pattern matching dan corpus library, sistem ini mampu mengidentifikasi topik yang hilang dalam dokumen SRS serta menyoroti bagian yang tidak konsisten atau ambigu.

Automasi ini menjadi solusi yang sangat relevan dalam dunia industri saat ini. Dalam banyak proyek perangkat lunak, evaluasi SRS sering kali dilakukan secara manual, yang memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan manusia. Dengan pendekatan berbasis sistem yang diusulkan dalam penelitian ini, proses evaluasi dapat menjadi lebih cepat, objektif, dan sistematis.

Namun, ada tantangan yang perlu diperhatikan. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks yang lebih kompleks. Ambiguitas dalam bahasa alami tetap menjadi tantangan utama, terutama dalam mendefinisikan kebutuhan yang bersifat abstrak atau subjektif. Oleh karena itu, pengembang perangkat lunak perlu mengombinasikan evaluasi otomatis dengan tinjauan manual untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Dampak pada Proses Pengembangan Perangkat Lunak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumen SRS yang dievaluasi dalam studi kasus hanya mencapai tingkat kualitas sebesar 45%. Ini adalah angka yang cukup mengkhawatirkan, mengingat bahwa SRS yang kurang berkualitas dapat menyebabkan berbagai permasalahan dalam tahap pengembangan berikutnya.

Ketika dokumen SRS tidak lengkap atau tidak akurat, tim pengembang berisiko menghadapi kesalahpahaman tentang apa yang sebenarnya diinginkan oleh pemangku kepentingan. Ini dapat berujung pada revisi yang berulang, pembengkakan biaya, dan bahkan kegagalan proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, penggunaan standar IEEE 830 bukan hanya sekadar rekomendasi, tetapi harus menjadi kewajiban dalam setiap proyek pengembangan perangkat lunak.

Selain itu, hasil penelitian juga menggarisbawahi pentingnya penggunaan Requirement Boilerplate dalam mendokumentasikan kebutuhan fungsional. Dengan pendekatan ini, setiap kebutuhan fungsional dapat lebih terstruktur, konsisten, dan bebas dari ambiguitas. Penerapan ini dapat mengurangi risiko kesalahan dalam tahap implementasi serta meningkatkan efisiensi proses validasi dan pengujian perangkat lunak.

Rekomendasi untuk Industri Perangkat Lunak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun