Mohon tunggu...
Lugie IsmaGuritno
Lugie IsmaGuritno Mohon Tunggu... Lainnya - Belum Bekerja

Saya mempunyai hobi menulis dan beladiri mma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Autisme Bukanlah Akhir dari Segalanya

15 November 2022   22:24 Diperbarui: 15 November 2022   22:30 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang di dunia ini pasti ingin dilahirkan dengan kesempurnaan. Namun, Tuhan Yang Maha Kuasa terkadang memberikan cobaan bagi hamba-Nya untuk menguji seberapa kuat orang tersebut akan terus bersabar dan berusaha. Sebagai contoh adalah gangguan autisme. Orang dengan pengidap gangguan ini sering kali tersisihkan dari masyarakat karena mereka tidak bisa bersosialisasi, sehingga sulit untuk membangun hubungan dengan orang lain.

Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang terjadi di sistem syaraf yang akan mengganggu kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak. 

Menurut salah satu pakar psikiater anak (Leo Kanner) anak dengan penyandang autisme lebih asyik dengan dunianya sendiri, seolah-olah hanya hidup dalam dunianya. Maka dia memakai istilah 'autisme' yang artinya hidup dalam dunianya sendiri (Nugraheni, 2012). Artinya autisme tidak terjadi akibat salah asuh ataupun salah dalam 'setting' sosial, tetapi didasari adanya gangguan organik dalam perkembangan otak. Kondisi autisme ini dapat diperparah faktor lingkungan, misalnya paparan racun, infeksi virus, serta gaya hidup yang tidak sehat selama hamil.

Dari kelemahan-kelemahan di atas mungkin Sebagian dari kita akan berandai-andai, akankah orang penyandang autisme masih bisa sukses? Nampaknya pandangan skeptis tersebut harus mulai dikikis, karena banyak orang-orang autis yang ternyata berhasil membangun karir atau menciptakan sebuah karya yang hebat. 

Sebagai contoh adalah Kouji, pemuda asal Bali yang berhasil merintis kedai kopi miliknya sendiri. Berawal dari temannya yang memberi inspirasi usaha kafe, akhirnya koji mulai tertarik untuk mencobanya. Sebagai seorang autis jelas pada awalnya ia banyak mengalami kesulitan untuk memenejemen emosinya dalam berdagang, namun karena dukungan yang tiada henti dari orang-orang terdekat akhirnya ia menuai keberhasilan sekaligus mampu mengendalikan emosinya.

Sebenarnya masih banyak kisah-kisah tentang seorang autis yang berhasil meraih kesuksesan, seperti Isaac Newton, Charles Darwin, Thomas Jefferson, Nikola Tesla, dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka seperti kasus milik Kouji tadi. Banyak orang-orang di sekitar yang tetap peduli dan memberikan dukungan positif yang akhirnya menjadikan seorang autis sekalipun dapat meraih kesuksesan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun