Mohon tunggu...
Lugas Wicaksono
Lugas Wicaksono Mohon Tunggu... Swasta -

Remah-remah roti

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

9 Pengalaman Jadi Kompasianer, Nomor 7 Bikin Terharu

30 Oktober 2017   05:38 Diperbarui: 30 Oktober 2017   08:19 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana bisa dikatakan salah satu pioner platform blog dan kini sebagian besar akan sepakat kalau jadi yang terbaik di Indonesia. Seiring perkembangan media digital yang semakin pesat, semakin banyak pula platform blog baru yang bermunculan dan bertebaran. Namun itu tidak cukup berdampak bagi Kompasiana yang telah berdiri kokoh. Berdiri sejak sembilan tahun lalu, tepatnya 22 Oktober 2008, Kompasiana dengan segala inovasinya terus mengembangkan diri dan satu langkah lebih baik dari yang lainnya.

Dengan inovasinya pula Kompasiana mampu menjaga kepercayaan 250.000 Kompasianer yang jumlahnya terus bertambah untuk terus berkarya menghasilkan tulisan-tulisan menarik. Begitupula dengan saya yang sampai sekarang memilih tetap setia jadi Kompasianer. Berikut ulasan sembilan pengalaman saya menjadi Kompasianer, dari mulai bergabung sampai bikin terharu. Apa saja? Simak yuk ulasannya.

1. Sejarah Kenal Kompasiana

Saya pertama kali mengenal Kompasiana 2011 lalu. Saat itu saya yang berniat belajar menulis bingung cara memulainya dan di mana tempat menampung tulisan-tulisan yang nanti telah tertulis. Seorang kolega satu kelas di kampus lalu menyarankan saya untuk membuat akun dan mulai menulis di Kompasiana. Dari situ saya mulai membuat akun yang ternyata cukup simpel. Kemudian mulai menulis dan mengunggah tulisan berserta foto. Rasanya senang sekali ketika melihat hasil unggahan tulisan, apalagi kalau mendapat respon komentar dari Kompasianer lain. Saya kemudian mulai belajar menulis opini, esai, puisi atau cerpen dan mengunggahnya di Kompasiana.

2. Saling Berinteraksi dengan Kompasianer

Salah satu yang membuatku senang menulis di Kompasiana ketika mendapatkan respon baik berupa nilai ataupun komentar dari Kompasianer lain. Setiap respon yang diberikan baik pujian, kritikan atau saran harus bisa diterima dengan bijaksana. Kalau menerima pujian tak perlu merasa jemawa karena sesungguhnya masih banyak kekurangan. Begitupula ketika mendapat kritik dan saran tak perlu kesal karena itu penilaian orang lain tentang tulisan kita. 

Beda pendapat itu biasa tetapi bagaimana menyikapi dengan bijak. Di samping itu saya juga bisa membaca banyak tulisan lain yang sebagian besar bagus-bagus. Dengan banyaknya respon dan membaca tulisan dari Kompasianer lain akan memberikan perspektif berbeda dan menambah wawasan serta menyadarkan bahwa masih banyak pengetahuan yang belum kita ketahui atau pelajari.

3. Cukup Menulis dengan Baik dan Benar Saja

Kompasiana menjadi sarana yang tepat untuk belajar menulis. Saya tidak perlu memikirkan bagaimana meningkatkan search engine optimisation (SEO) atau membuat template blog yang menarik layaknya blog pribadi agar banyak orang yang membaca tulisan. Di Kompasiana saya hanya bersungguh membuat tulisan yang berkualitas saja karena semuanya telah tersedia.

Tak perlu SEO karena sudah ada ratusan ribu anggota bisa melihat tulisan saya yang sebagian di antaranya tertarik membacanya kalau yang ditulis memang menarik dan bermanfaat. Tidak pula berusaha membuat template yang menarik karena tampilan halaman Kompasiana yang sederhana dan ringan sudah membuat mata nyaman untuk membaca tulisan yang terkandung di dalamnya.

4. Berkat Kompasiana Kebiasaan Menulis Bisa Jadi Profesi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun