Sebagai seorang penggemar kereta api (KA) alias railfans, rasanya ada yang kurang kalau belum mencoba semua sarana kereta milik Kereta Api Indonesia (KAI). Termasuk kereta rel listrik (KRL) yang dioperasikan KAI Commuter.
Sejak kecil, saya sudah biasa menggunakan jasa transportasi KA untuk bepergian antar kota. Bahkan, untuk mengirim kendaraan seperti sepeda motor ke kota rantau di Malang maupun saat kembali ke Banyuwangi usai menyelesaikan kuliah selama lima tahun.
Hampir semua jenis kereta pernah saya coba sejak usia dua tahun. Kelas ekonomi, bisnis, eksekutif, ekonomi premium, semua pernah dicoba. Hanya saja untuk jenis panoramic dan sleeper atau luxury, sampai saat ini masih belum tercapai. Semoga segera tercapai nanti.
Sejak serius menekuni dunia railfanning di usia 13 tahun, KRL Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) yang dioperasikan KAI Commuter sudah tidak asing di telinga. Hanya saja, saat itu masih belum kesampaian untuk mencobanya.
Karena saya tinggal di kabupaten tertimur Pulau Jawa, butuh waktu dan biaya lebih untuk bisa mencoba KRL itu. Sampai saya duduk di bangku kuliahpun, cita-cita untuk mencoba KRL juga masih belum terwujud.
Kira-kira bulan Juni 2022 lalu, akhirnya ada kesempatan bagi saya untuk pergi ke Jakarta. Saat itu, saya menghadiri undangan pernikahan sepupu saya di Jakarta Selatan. Usai menghadiri pernikahan, saya menyempatkan diri mengunjungi sanak saudara di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Awalnya, saya ditawari oleh sepupu untuk diantar sampai Gunung Putri. Hanya saja, karena menurut saya ini waktu yang tepat untuk mencoba KRL, akhirnya diputuskan minta diantar sampai Stasiun Manggarai saja.
Setelah mengantar almarhum Pakdhe di Stasiun Pasar Senen untuk pulang ke Semarang dan ayah di Stasiun Gambir untuk kembali ke Banyuwangi, saya diturunkan di Stasiun Manggarai. Saat itu, saya ingat betul, Stasiun Manggarai masih diperbaiki.
Jauh sebelum mencoba KRL, saya sudah membaca dan melihat bagaimana teman-teman railfans maupun anak kereta (pengguna harian KRL) menggunakan sarana transportasi itu. Jadi, begitu tiba, saya langsung menuju ke loket untuk membeli kartu multi trip (KMT) pertama.
Harga KMT itu sekitar Rp 30 ribu. Sudah termasuk saldo Rp 10 ribu. Karena khawatir kurang, di loket, saya juga sekalian mengisi ulang KMT berwarna hitam itu dengan saldo Rp 100 ribu.