Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pelajaran dari Kasus Investasi Bodong di Bogor

20 November 2022   20:48 Diperbarui: 27 Desember 2022   00:12 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada bisnis yang stabil. Pastinya dalam perjalanan berbisnis ada kalanya penjualan lagi naik-naiknya, tapi kadang tiba-tiba lesu karena sepi pembeli.

Dampaknya, pasti keuntungan yang didapat tidak pernah tetap. Kalau lagi ramai pembeli otomatis keuntungan besar. Tapi, kalau lagi sepi pembeli, ya otomatis keuntungannya kecil. Sesederhana itu.

Ilustrasi investasi. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi investasi. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Jika ada yang menawarkan investasi dengan return tetap, ada baiknya dicurigai. Apalagi kalau persentasenya imbal hasilnya besar dan jangka waktu pengembalian singkat. Sangat-sangat perlu dicurigai.

Pakai Uang Dingin

Investasi sebaiknya pakai uang dingin. Ini maksudnya bukan uang yang dimasukkan ke dalam kulkas. Tapi, pakai uang yang di luar alokasi kebutuhan rutin.

Jangan berinvestasi pakai uang panas, seperti uang yang dipakai membeli kebutuhan sehari-hari atau bahkan menggunakan dana darurat. Selain itu, hindari juga pakai uang hasil pinjaman.

Pinjaman, apalagi yang versi online punya bunga yang besar setiap bulannya. Bisa di atas 3 persen per bulannya. Kalau dipakai investasi, yang ada malah rugi, bukannya untung.

Penutup

Kasus investasi bodong yang dialami mahasiswa PTN di Bogor semoga bisa memberikan pelajaran berharga. Investasi itu penting, asal tahu ilmunya, ada modalnya, dan tidak hanya sekadar ikut-ikutan (FOMO).

Ada yang menarik setelah adanya kasus ini. Kemungkinan, kampus akan membantu mahasiswa yang terlilit hutang pinjol. 

Pertanyaannya, apakah kebijakan ini manjur untuk mengurangi risiko terjadinya kasus serupa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun