Mengikuti asumsi umur penggunaan sarana kereta adalah 30 tahun, maka bisa jadi yang dimaksud adalah kereta kelas ekonomi keluaran sebelum tahun 1992 atau 1993.
Bisa disimpulkan, sarana kereta yang dimaksud adalah ekonomi berkapasitas 106 penumpang yang memang usianya bahkan ada yang mencapai hampir 60 tahun.
Berbagai jenis kereta yang menawarkan layanan kelas ekonomi diketahui masih menggunakan sarana yang sudah tua, baik kereta api lokal maupun kereta api antar kota.
Bahkan, masih juga digunakan pada kereta api antar kota komersial yang sempat diprotes penggunanya karena kemahalan (overprice) antara harga tiketnya dengan layanan yang ditawarkan.
Kemungkinannya saat ini, jika KAI hanya membeli sebagian dari seluruh kebutuhan sarana kereta kelas ekonomi untuk diremajakan, maka sasaran dari peremajaan ini adalah kereta api antar kota saja, utamanya yang subsidinya sudah dicabut (komersial).
Namun, tidak menutup kemungkinan juga kereta api antar kota bersubsidi juga menjadi sasaran peremajaan ini, jika memang sarana baru ini masih mencukupi jumlahnya.
Untuk kereta api lokal, rasanya masih kecil kemungkinannya mengingat penggunanya yang umumnya menggunakan layanan kereta api ini di bawah waktu 5 jam.
Beberapa pengguna menyatakan, kalau tidak masalah bagi mereka untuk menggunakan kursi tegak berhadapan selama waktu perjalanannya tidak terlalu panjang.
Selain peremajaan pekerjaan rumah yang masih perlu dikerjakan oleh KAI adalah soal penyederhanaan kelas layanan kereta dan standardisasi layanan kereta kelas ekonomi.
Sampai sekarang, KAI belum merampungkan penyederhanaan kelas layanan dari 3 kelas menjadi 2 kelas, menyisakan kelas eksekutif dan ekonomi saja.
Pembelian sarana baru ini bisa juga menjadi salah satu caranya. Sedikit demi sedikit layanan kelas bisnis bakal dihapuskan dengan tersedianya sarana baru kelas ekonomi ini.
