Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Momentum Malaysia, Dari Mediator Sukses ke Pemimpin Baru ASEAN?

10 Agustus 2025   18:11 Diperbarui: 11 Agustus 2025   16:52 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI Prabowo Subianto berjabat tangan dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim saat menghadiri KTT ke-46 ASEAN di Malaysia, Senin (26/5/2025). (Dok. Setpres)

Keberhasilan Malaysia memediasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja telah mengukuhkan posisi negara ini sebagai kekuatan diplomatik yang semakin signifikan dalam konstelasi ASEAN. 

Kesuksesan Malaysia dalam memfasilitasi gencatan senjata tidak hanya meredakan ketegangan perbatasan, tetapi juga memperkuat perannya sebagai pemimpin dan fasilitator kunci dalam kerangka kerja ASEAN. 

Momentum ini menempatkan Malaysia dalam posisi strategis untuk mengambil peran kepemimpinan regional yang lebih besar. Bahkan Malaysia berpotensi menggeser dominasi tradisional Indonesia dalam hierarki ASEAN.

Diplomasi Tanpa Drama

Yang menarik dari pendekatan Malaysia adalah gaya "diplomasi tanpa drama" yang dipraktikkan oleh Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim. Fakta bahwa Kamboja dan Thailand menyetujui pembicaraan, meskipun masih preliminary, merupakan kesuksesan diplomatik bagi Malaysia. 

Meski tidak menyelesaikan krisis dalam semalam, gencatan senjata yang dihasilkan merupakan hasil langsung dari intervensi Malaysia. Pendekatan ini kontras dengan diplomasi megaphone yang sering memperkeruh situasi.

PM Anwar menjelaskan bahwa Thailand dan Kamboja memilih Malaysia sebagai lokasi perundingan perdamaian karena negara tersebut memiliki politik yang stabil dan ekonomi yang berkembang. 

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa kredibilitas domestik Malaysia ---stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang solid--- menjadi aset penting dalam diplomasi regional di Asia Tenggara. 

Keberhasilan ini diyakini tidak terlepas dari personal touch Anwar Ibrahim yang langsung memimpin proses mediasi. Anwar secara personal mengumumkan kesepakatan gencatan senjata "segera dan tanpa syarat" antara kedua negara. 

Ini menunjukkan komitmen tingkat tinggi dari kepemimpinan Malaysia terhadap resolusi konflik regional. Prestasi mediasi Malaysia mendapat pengakuan luas dari komunitas internasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun