Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Social Energy dan Kumpul Keluarga di Masa Lebaran

6 April 2025   20:21 Diperbarui: 7 April 2025   11:22 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shutterstock via KOMPAS.com

Bagi yang berkepribadian mudah menyerap energi sekitar, makan bertemu banyak orang dalam waktu singkat bisa sangat melelahkan. Setelah sesi kumpul-kumpul, rasanya baterai sosialku seperti habis total. 

Maka, salah satu yang bisa dilakukan adalah belajar untuk mengelola social energy, terutama di momen padat, seperti Lebaran. Misalnya adalah memberikan ruang jeda. 

Tidak perlu memaksakan diri untuk merespon semua obrolan. Tidak perlu merasa bersalah kalau sesekali pamit ke belakang hanya untuk duduk sendiri di teras. 

Kadang, diam beberapa menit sambil menghirup udara sore bisa lebih menyegarkan ketimbang sepiring lontong sayur. 

Coba juga mulai berani memilah, bukan memusuhi. Artinya, kalau ada percakapan yang mulai bikin sumpek, coba alihkan arah pembicaraan. 

Kalau mulai muncul pertanyaan yang membuat tidak nyaman, jawab saja secara singkat dan sopan, lalu alihkan ke topik netral.

Mengelola social energy juga berarti menyadari batas diri. Ada saat-saat kita memaksa diri mengikuti semua acara, semua makan bersama, semua ziarah, semua main ke rumah saudara. 

Hasilnya? Badan drop, kepala pening, dan suasana hati berantakan. Belajar berani berkata “cukup.” Cukup dua rumah saja hari ini. 

Cukup satu sesi kumpul dulu, nanti lanjut sore. Toh, libur cuti bersama Lebaran tahun ini cupu panjang. Karena yang penting bukan seberapa banyak tempat yang dikunjungi, tapi seberapa utuh diri kita saat hadir di sana.

Dan menariknya, saat kitq bisa mulai jujur soal kebutuhan jeda, beberapa anggota keluarga ternyata merasakan hal serupa. “Iya ya, capek juga sih,” kata seorang sepupu sambil tersenyum lega. 

Ternyata selama ini kita sama-sama lelah tapi tak saling tahu, karena semua sibuk menjaga kesan bahwa Lebaran harus selalu ceria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun