Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Putin Menang Lagi di Pemilihan Presiden Rusia 2024

19 Maret 2024   19:53 Diperbarui: 20 Maret 2024   07:01 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Rusia Vladimir Putin melambaikan tangan saat menghadiri pertemuan BRICS Plus secara virtual bersama pemimpin 17 negara termasuk China, India, Brasil, dan Afrika Selatan di rumah dinasnya di Novo-Ogarevo, luar Moskwa, 24 Juni 2022 (SPUTNIK/MIKHAIL METZEL via AFP via Kompas.com)

Angka tersebut mencetak rekor sebagai hasil tertinggi dalam pilpres Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet.

Begitu juga Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) yang melaporkan bahwa Putin memperoleh 87 persen suara setelah pilpres digelar selama tiga hari terakhir.

Namun, banyak pengamat independen meragukan keabsahan hasil pemilihan ini.

Organisasi pemantau pemilu OSCE (Organization for Security and Co-operation in Europe) menyatakan bahwa "pemilihan ini tidak memenuhi standar demokrasi yang disepakati, dengan adanya intimidasi terhadap oposisi, penyensoran media, dan pelanggaran prosedural" (OSCE, 2024).

Kritik dari berbagai pemimpin dunia juga menyoroti soal pilpres yang tidak demokratis, cara-cara curang dan manipulasi, dan kekerasan kepada kelompok-kelompok masyarakat. Tujuan pokoknya hanya satu, yaitu kemenangan Putin.

Lembaga internasional 

Dalam konteks internasional, Putin juga telah menunjukkan kemahirannya dalam menggunakan lembaga-lembaga internasional untuk memajukan kepentingan Rusia.

Menurut Ikenberry (2001), struktur internasional dan lembaga-lembaganya memberi kesempatan bagi negara-negara besar untuk mempengaruhi kebijakan global. 

Selanjutnya, Rusia telah menggunakan forum seperti Dewan Keamanan PBB untuk menantang dominasi Barat serta memperkuat posisi geopolitiknya.

Ini menandai penerapan institusionalisme dalam skala yang lebih luas, di mana negara berupaya memanfaatkan lembaga-lembaga global untuk keuntungannya.

Meskipun demikian, institusionalisme juga mengakui bahwa institusi dapat berubah secara gradual seiring dengan pergeseran kekuatan politik dan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun