Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Yang Tidak Disinggung Capres di Debat Ketiga: The Avoidable War

11 Januari 2024   15:21 Diperbarui: 12 Januari 2024   17:01 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam jebakan itu, muncul ketidakseimbangan alami dan tak terelakkan yang terjadi ketika kekuatan yang sedang bangkit mengancam untuk menggantikan kekuatan yang berkuasa (status quo).

Dengan gambaran arsitektur keamanan global/regional seperti itu, kita kini menyaksikan potensi situasi perang dingin baru, dengan risiko konflik terbuka di Taiwan dan Laut China Selatan sudah di depan mata.

Dunia berbasis aturan

Untuk mencegah ketegangan itu meledak menjadi pertemouran terbuka, Rudd mengajukan tiga strategi utama. Pertama, AS dan China perlu mengelola perbedaan dengan kepala dingin, termasuk lewat dialog dan pertemuan-pertemuan rutin tingkat tinggi.

Kedua, kedua negara sebaiknya merumuskan kesepakatan pengelolaan insiden dan deeskalasi di wilayah rawan. Mereka perlu didesak untuk membuat aturan main untuk mengantisipasi konflik terjadi.

Ketiga,identifikasi bidang kerja sama AS-China dalam isu strategis global, seperti pandemi, iklim atau ekonomi. Dengan begitu, alih-alih permusuhan, hubungan bilateral diwarnai konstruktif.


Di sini, negara-negara ketiga pun penting untuk terlibat aktif mendorong strategi-strategi tersebut.

Dengan ketiga strategi itu, Rudd menegaskan bahwa geopolitical disaster is still avoidable, but only if these two giants can find a way to coexist without betraying their core interests through what Rudd calls “managed strategic competition.” 

Istilah managed strategic competition yang digunakan Kevin Rudd dalam bukunya The Avoidable War mengacu pada sebuah situasi di mana Amerika Serikat dan China bersaing secara strategis, namun dalam kerangka aturan main dan manajemen konflik yang disepakati dan ditaati kedua negara.

Intinya, alih-alih saling menjatuhkan lawan dan permusuhan terbuka tanpa batas, persaingan strategis AS-China perlu dikelola dan diarahkan agar tidak berujung pada perang dingin ataupun konflik militer.

Manajemen persaingan strategis menurut Rudd membutuhkan dialog rutin tingkat tinggi, kesepakatan pengelolaan insiden, serta identifikasi area kerja sama. Singkatnya, persaingan boleh ada, tapi dalam "arena" tertentu dan aturan "permainan" yang jelas dan disepakati bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun