Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Dua Diplomasi Strategis Indonesia dalam Kunjungan Jokowi ke Korea Selatan

2 Agustus 2022   00:00 Diperbarui: 2 Agustus 2022   04:15 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan di Seoul pada Kamis (28/7/2022).(Dok. Sekretariat Presiden)

Perhentian terakhir dari lawatan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo ke Asia Timur adalah Korea Selatan (Korsel) pada 28/7/2022. 

Kunjungan itu merupakan pertemuan pertama kedua kepala negara setelah Yoon Suk-yeol terpilih menjadi Presiden Korsel pada 10 Mei 2022.

Kunjungan ini sepertinya ingin menegaskan hubungan baik kedua negara sangat relevan diteruskan oleh Presiden baru Korsel. 

Sebelumnya hubungan baik kedua negara ditunjukkan dengan saling kunjung antara Presiden Jokowi dan Presiden Korsel sebelumnya, yaitu Moon Jae-in.

Kita tentu ingat dengan keakraban kedua Presiden itu. Di Indonesia, Jokowi mengajak  Moon berkunjung ke Bogor Trade Mall (9/11/2017). Sebaliknya, Moon mengajak Jokowi blusukan ke kawasan Dongdaemun, Seoul (10/9/2018).

Perhentian terakhir dari lawatan ke tiga negara di Asia Timur itu itu juga menjelaskan keinginan Indonesia mempertahankan hubungan bilateral strategis dengan Korea Selatan. 

Kedua negara merupakan mitra strategis khusus. Bahkan, mereka akan memperingati 50 tahun hubungan persahabatan tahun 2023.

Dalam pertemuan dengan Presiden Yoon, Jokowi meyakini bahwa kemitraan Korsel dan Indonesia akan makin kokoh. Jokowi membawa dua misi diplomasi strategis, yaitu kemitraan di bidang ekonomi dan pertahanan.

Diplomasi Ekonomi

Dari sisi Indonesia, investasi Korsel mencatatkan pertumbuhan pesat. Investasi itu khususnya berlangsung di bidang industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, industri kabel listrik, telekomunikasi, hingga energi terbarukan.

Dalam pertemuan dengan Presiden Yoon, Jokowi sangat berharap Korsel berinvestasi di bidang percepatan pembangunan ekosistem mobil listrik di Indonesia. 

Harapan lain adalah investasi Korsel di proyek industri baterai yang terintegrasi industri baja otomotif untuk kendaraan listrik.

Kunjungan Jokowi ke Korea Selatan (Sumber: Liputan6.com)
Kunjungan Jokowi ke Korea Selatan (Sumber: Liputan6.com)
Prioritas investasi itu menjadi target utama Indonesia untuk menegaskan kekuatan ekonominya di masa depan. 

Kunjungan Jokowi mendapatkan kesepakatan kerja sama investasi  mencapai Rp 100 triliun dari 10 investor besar yang bertemu langsung dengan Jokowi.

Seperti pertemuan sebelumnya dengan pengusaha besar di China dan Jepang, Jokowi selalu mendorong kerja sama Korsel dan Indonesia dalam pengembangan IKN. Hingga saat ini tiga perusahaan Korsel telah berkeinginan masuk ke IKN, yakni POSCO, Hyundai, dan LG.

Kerja sama ekonomi bilateral kedua negara berkaitan dengan pengembangan ibu kota baru Nusantara. Kerja sama itu meliputi pembangunan sistem penyediaan air minum, dan capacity building dalam pembangunan smart city.

Diplomasi ekonomi Jokowi di Korsel tampaknya memberikan harapan besar mengenai prospek peningkatan investasi negara Ginseng itu di tanah air.

Diplomasi Pertahanan

Walaupun isu ekonomi menjadi fokus utama, pertemuan bilateral kedua pemimpin negara juga membahas kerja sama pertahanan. Kerja sama itu berkaitan dengan pengembangan jet tempur KF21 yang telah sukses melakukan uji terbang perdana.

Bidang ini merupakan kerja sama strategis kedua negara. Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus kepada Presiden baru Yoon mengenai komitmen serius Indonesia. Sebelumnya kedua negara bersama-sama mengembangkan kerja sama pembangunan kapal selam.

Kerja sama di bidang pertahanan menjadi pilar penting dalam hubungan kedua negara. KF21 atau IFX merupakan jet tempur generasi terbaru.  Kedua negara telah sukses melakukan uji terbang perdana beberapa waktu ini dan kedua negara menyambut capaian tersebut.

Informasi detil mengenai komitmen Indonesia dalam kerja sama pertahanan memang minim dan mungkin sangat rahasia. Namun demikian pertemuan kedua Presiden menegaskan kelanjutan kerja sama pengembangan jet tempur ini agar berjalan hingga selesai.

Rangkaian kunjungan Presiden Jokowi selama tiga hari ke tiga negara di Asia Timur menjadi bukti nyata mengenai politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Ketiga kunjungan iti bertujuan menghasilkan kemitraan timbal-balik yang saling menguntungkan.

Selain kedua bidang diplomasi itu, Jokowi dan Yoon membahas kerja sama terkait isu global terkini. Jokowi menyampaikan secara langsung undangan KTT G20 kepada Yoon. Seperti pimpinan negara lain, Yoon menyampaikan dukungannya terhadap presidensi G20 Indonesia.

Belum ada keterangan resmi mengenai kedatangan Presiden Yoon secara langsung ke Denpasar pada KTT G20 November mendatang. Hal ini mengingat kedekatan strategis Korsel dengan Amerika Serikat dalam kerjasama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik.

Meskipun demikian, kunjungan Presien Jokowi telah memperkokoh kerja sama ekonomi dan pertahanan bilateral. 

Indonesia sangat berharap kemitraan bilateral itu dapat memperkuat Indonesia dalam keketuaan di G20 tahun ini dan persiapan keketuaan di ASEAN pada 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun