Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selain Memetakan Masalah, Apa Manfaat Lain dari Membaca dan Menulis?

16 Mei 2021   17:54 Diperbarui: 17 Mei 2021   08:13 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://steemit.com/

Membaca dan menulis itu ibaratnya adalah saudara kembar. Selalu bersama dan sulit dipisahkan. Tanpa membaca, tulisan seakan tanpa bobot isi. Tulisan hanya mengawang-awang saja tanpa ada 'rasa' dari penulis.

Sebaliknya, membaca dapat memberikan roh atau makna tertentu mengenai sebuah isu berdasarkan bacaan-bacaannya selama ini. Melalui berbagai bacaan, seseorang dapat memilih dan memiliki sudut pandang tertentu untuk 'membaca' sesuatu.

Begitu juga sebaliknya. Tanpa menulis, kegiatan membaca akan terasa seperti memuaskan ego pribadi saja. Kekayaan seseorang mengenai berbagai macam informasi yang dibacanya hanya dipakai sendiri, sehingga tidak ada nilai tambahnya bagi orang lain. 

Padahal dengan membaca, seseorang memperoleh kebebasan untuk memahami isi pikiran dari para penulis lain. Membaca sebenarnya adalah proses memulai menulisi pikiran mereka dengan berbagai dinamika kehidupan dari luar dirinya.

Kemampuan seseorang membaca itu perlu seimbang dengan kemauannya untuk membagikan berbagai rasa membaca itu dengan cara menulis. Menulis adalah salah satu cara untuk berbagi informasi atau pengetahuan kepada orang lain.

Melalui penjelasan itu, ada tiga manfaat penting dari kegiatan membaca dan menulis.

Pertama, membaca itu seperti mengumpulkan bahan atau materi sedikit demi sedikit. Lalu, menulis ibarat menyampaikannya dalam bentuk hitam dan putih. Melalui berbagai bacaan, seserang dapat memperoleh banyak informasi secara acak atau tidak beraturan mengenai sesuatu hal. 

Selanjutnya, kita dapat membuat pengelompokkan atau kategoriasi mengenai isu atau masalah tertentu itu. Pengelompokkan dapat dilakukan dalam bentuk persamaan, perbedaan, komparasi, atau paradoksnya melalui berbagai tulisan. Dengan menuliskan pengelompokan itu, seorang penulis dapat menghasilkan pemetaan masalah yang juga dapat dibagikan kepada orang-orang lain.

Satu contoh menarik adalah penjelasan mengenai penyebab jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Suharto pada Mei 1998. Dari berbagai bacaan, penyebab mengenai jatuhnya rezim Suharto dapat dibagi menjadi dua kelompok umum, yaitu penyebab domestik dan penyebab internasional. 

Dengan mengikuti alur manfaat pertama ini, bacaan mengenai penyebab domestik merujuk pada beberapa sebab, yaitu kesulitan ekonomi, tuntutan reformasi mahasiswa, perpecahan di tubuh elit politik, friksi di dalam TNI, dan seterusnya. Sedangkan, penyebab internasional bisa diarahkan pada mobilitas kapital keluar dari Indonesia, kebijakan IMF, tekanan berbagai negara, dan lain-lain. 

Contoh mengenai lengsernya Suharto itu ternyata mendorong banyak analisa mengenai penyebabnya. Sekali lagi, berdasarkan manfaat pertama ini, maka berbagai penyebab itu dikelompokkan menjadi penyebab domestik dan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun