Menulis itu bisa gampang atau mudah, bisa juga susah. Dibuat gampang saja, ketika kita bisa dengan mudah menuangkan pikiran kita dalam bentuk tulisan seperti ini. Iya, seperti tulisan yang sedang anda baca ini memang langsung saja ditulis dalam situasi apa adanya.
Begitu punya keinginan menulis, saya sedang pegang hp, lalu saya buka aplikasi menulis. Jadi apa saja yang sedang di pikiran bisa langsung ditulis di aplikasi menulis yang ada di hp.
Menulis itu juga bisa dikatakan gampang, bisa seenak hati juga dan tidak perlu memikirkan mau menulis tentang apa. Tidak perlu membayangkan mau menulis tentang tema atau topik khusus.
Entah itu tema atau topik yang menjadi keahlian atau bukan. Jadi repot kalau menulis harus seperti itu. Menulislah apa saja yang mau ditulis. Jadinya menulislah seenak hatimu.
Tapi...bisa juga, bagi orang lain atau penulis pemula, menulis itu tidak mengenakkan. Itu pas menulis harus berpikir soal apa yang mau ditulis. Ketika berpikir, menulis perlu ketrampilan.
Ketika itu, menulis dianggap harus membaca dulu agar punya bahan yang mau ditulis. Atau kata orang, menulis itu perlu membaca atau melihat, lalu berpikir untuk mengamati dan menganalisa sesuatu.
Dan, akhirnya, bertindak atau menulis itu sendiri. Akibatnya memang menulis itu  jadi berat. Menulis harus punya 'modal'. Menulis jadi tidak mengenakkan.Â
Apalagi ketika muncul masalah-masalah lain yang justru mengganggu usaha mulai menulis. Tidak bisa langsung menulis karena harus memikirkan sesuatu secara khusus, Â perlu waktu atau suasana khusus, butuh tempat nyaman, harus ada kopi atau cemilan khusus, dan lain-lain. Terlalu banyak alasan untuk membuat menulis itu tidak menyenangkan dan... batal.
Akhirnya menulis itu soal pilihan. Mau langsung menulis tentang pengalaman pribadi yang bisa ditulis secara spontan. Atau menulis sesuatu yang membutuhkan waktu untuk riset, jadi perlu waktu. Itu semua terserah kita. Pilihan dengan konsekuensi masing-masing. Jadi, terserah mau memilih yang mana untuk menulis.
Tapi yang pasti, menulislah.Â