Mohon tunggu...
Lucy Widasari
Lucy Widasari Mohon Tunggu... Dokter - Doktor, dokter di Jakarta

Doktor, Dokter di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nutrigenomik: Mengkonsumsi Makanan Sesuai dengan Profil Genetik

1 Januari 2017   20:34 Diperbarui: 1 Januari 2017   20:57 2750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semua zat-zat gizi memiliki peran masing-masing dan mempengaruhi ekspresi dari gen. Oleh karena itu ekspresi gen dari masing-masing orang akan berbeda karena kebutuhan akan zat-zat gizi dari masing-masing orang juga bervariasi.Aktivasi gen, perubahan metabolisme, proliferasi dan kematian sel adalah bagian-bagian dari respons sel pada stimulasi ekstrasel. 

Aktivasi gen mengarah pada pembentukan protein, seperti enzim maupun faktor transkripsi yang dihasilkan, selanjutnya akan mengaktifkan lebih banyak lagi gen, sehingga aktivasi gen yang lebih banyak justru akan mengaktifkan sejumlah kejadian fisiologik. Rangkaian sinyal menjelaskan pelbagai jalur yang ditempuh oleh suatu sinyal hingga terjadinya fosforilasi dan transkripsi gen mendasari bagaimana penyakit degeneratif tumbuh dan berkembang. Fenomena sinyal sel bisa sama, tetapi jenis penyakit justru berbeda karena variasi usia, jenis kelamin dan gaya hidup.

Pemahaman terhadap polimorfisme genetik pada metabolisme lemak dan karbohidrat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai sistem pengaturan dan pengontrolan yang kompleks terhadap metabolisme lemak dan karbohidrat dalam tubuh. Pengetahuan ini dapat membuka jalan bagi penyusunan rekomendasi diet yang lebih baik berdasarkan faktor genetik seorang individu untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus dan mengurangi konsumsi obat yang diberikan.

Beberapa penelitian menyatakan hubungan makanan dan gen pada penderita diabetes. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa anak yang lahir dengan kondisi ‘kelaparan’ yang ditandai oleh berat badan lahir rendah, cenderung mempunyai kadar gula darah postprandrial yang lebih tinggi. Penelitian lain menunjukkan hal yang sama yaitu, bayi dengan indeks massa tubuh di bawah normal pada dua tahun pertama kehidupan akan memiliki risiko tinggi terkena diabetes. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa keadaan gizi buruk pada kehamilan dan atau pada masa awal kehidupan menimbulkan pengaruh buruk pada metabolisme karbohidrat dan gula darah, yang akan berakibat timbulnya diabetes melitus tipe 2. Dengan teknologi pengaturan sekuen genom manusia dimungkinkan untuk mengatur konsumsi pangan sesuai dengan profil genetik seseorang, sebagai upaya pencegahan timbulnya penyakit di kemudian hari.

dr.Lucy Widasari,MSi


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun