Pasangan ganda campuran Indonesia, Jafar Hidayatullah dan Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, tengah menapaki fase penting dalam karier mereka.
Keikutsertaan mereka dalam Kejuaraan Dunia BWF 2025 di Paris, Prancis, menjadi salah satu penanda perkembangan signifikan sepanjang tahun ini.
Dengan performa yang terus menanjak, muncul pertanyaan besar, seberapa jauh mereka bisa melangkah di turnamen paling prestisius dalam kalender bulu tangkis dunia?
Perjalanan Jafar/Felisha selama musim 2025 mencerminkan kemajuan yang konsisten dan terukur. Mereka mengawali tahun dengan penampilan positif dan puncaknya diraih saat menjadi juara di Taipei Open 2025.
Prestasi tersebut tidak hanya mengangkat moral tetapi juga berdampak langsung pada peringkat dunia mereka. Dari sebelumnya berada di luar 20 besar, keduanya berhasil naik ke posisi 17 dunia, dan kemudian menembus peringkat 11 dunia pada pembaruan terbaru akhir Juli 2025.
Gelar juara di Taipei menjadi titik balik penting, namun mereka juga membuktikan diri di turnamen yang lebih besar.
Tampil hingga semifinal China Open, turnamen level Super 1000, menunjukkan bahwa mereka mulai terbiasa bersaing di ajang dengan intensitas tinggi.
Tak hanya itu, perolehan medali perunggu di Kejuaraan Asia 2025 turut memperkuat reputasi mereka sebagai pasangan muda dengan potensi besar.
Dalam berbagai kesempatan, pelatih sektor ganda campuran PBSI juga menilai bahwa Jafar/Felisha telah memperlihatkan kualitas yang layak untuk bersaing di level elite dunia.
Di Kejuaraan Dunia BWF 2025, tantangan langsung menghampiri meski mereka mendapat bye di babak pertama. Lawan yang kemungkinan dihadapi pada babak kedua adalah pasangan unggulan asal Malaysia, Chen Tang Jie dan Toh Ee Wei.
Nama Chen/Toh tentu bukan asing, terlebih dalam dua pertemuan sebelumnya, Jafar/Felisha selalu harus mengakui keunggulan lawannya tersebut. Pertemuan terakhir yang terjadi di Japan Open 2025 menunjukkan pertarungan yang sengit, meski pada akhirnya Jafar/Felisha harus menyerah dalam tiga gim.
Meski catatan head-to-head belum berpihak, performa Jafar/Felisha belakangan ini menjadi modal berharga. Gaya bermain agresif dan kemampuan membaca permainan lawan menjadi senjata utama mereka, sementara pengalaman dari berbagai turnamen top dunia menjadi bekal dalam menghadapi tekanan besar di Paris nanti.
Jika melihat performa dan grafik perkembangan mereka sepanjang 2025, potensi untuk menembus babak 16 besar bahkan perempat final bukan sesuatu yang mustahil.
Namun, semua tentu bergantung pada bagaimana mereka menerjemahkan strategi di lapangan dan menjaga kestabilan permainan, terutama saat menghadapi pasangan yang secara peringkat dan jam terbang masih di atas mereka.
Sebagai bagian dari 12 wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF 2025, kiprah Jafar/Felisha tentu menjadi salah satu sorotan utama.
Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian kapasitas mereka sebagai pasangan papan atas Indonesia, tetapi juga sebagai panggung penting untuk menciptakan kejutan dan menembus dominasi pasangan-pasangan elite dunia.
Perjalanan mereka mungkin baru dimulai, tetapi Kejuaraan Dunia bisa menjadi panggung awal menuju babak baru dalam karier Jafar dan Felisha di level internasional. Banyak yang menanti apakah mereka hanya sekadar tampil atau justru mampu membuat gebrakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI