Mohon tunggu...
Lucky Azhari
Lucky Azhari Mohon Tunggu... Jurnalis

ex. Jurnalis Jawa Pos Radar Tulungagung. Penulis artikel olahraga dan hiburan. Hanya ingin menyajikan konten yang membuat pembaca klimaks menikmati alur tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kegagalan Tes Psikologi dan Awal Kesadaranku akan Depresi

19 Juli 2025   10:56 Diperbarui: 19 Juli 2025   10:56 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi depresi. (sumber: pinterest/Abhiii)

Hari ini aku baru benar-benar sadar... bahwa aku depresi.

Aku, Luki, 26 tahun, bekerja sebagai reporter harian di salah satu radio milik pemerintah, dan juga sebagai wedding singer. Masih sedang menuju menikah. Aktivitasku cukup padat. Tapi semua terasa berubah, setelah aku tahu kondisi mentalku.

Pagi itu, aku sedang menunggu kabar hasil seleksi reporter sekaligus penyiar di tempatku sekarang bekerja. Tes sudah dilakukan bersama tiga atau empat orang. Hanya dua yang diterima. Teka-teki muncul ketika mereka meneleponku, bilang aku gagal. Bukan karena wawancara, bukan karena materi, melainkan nilai tes psikologis sangat buruk.

HRD menyampaikan bahwa ada kemungkinan aku mengalami depresi.

Aku kaget, bukan karena ditolak, tapi karena ternyata psikisku tidak baik-baik saja. Aku sehat secara fisik, tapi ternyata kondisi mental goyah.

Flashback ke era 2019--2021:

Aku adalah penyanyi dan MC yang hype banget. Aku sempat berhasil sampai ke Jakarta untuk audisi di televisi nasional, tapi kembali dipulangkan karena pandemi COVID-19.

Saat itu rasanya semua harapan runtuh, aku pulang ke Blitar dan memulai dari nol, bahkan terasa minus. Meski begitu, perlahan aku bangkit.

Di tahun 2021 aku kembali ke dunia radio lokal sebelum yang sekarang, lalu di 2022 aku diterima sebagai reporter di Jawa Pos Radar Blitar. Senang? tentu saja. Tapi caraku memandang dunia dan diriku berubah.

Aku tidak haus validasi atau pengakuan. Aku menjalani hidup seadanya, tetap punya cita-cita tapi tanpa ambisi buta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun