Mohon tunggu...
Nur Rahma
Nur Rahma Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan dgn karakter zodiak virgo dan bershio ular. Mengaku dirinya peduli lingkungan. suka menulis dan pembaca setia sastra lama. Menekuni bidang ilmu hukum dalam kehidupan nyatanya. |Twitter: @lucerahma |IG @nurrachma25 |Blog puisi: lucerahma.tumblr.com |Domisili: bojong gede,bgr.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Akhir Pekan, Mari Luangkan Waktu untuk Menanam

13 Desember 2014   22:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:22 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Selamat hari Sabtu.

Selamat hari menanam.

Hai kawan kompasiana ketemu lagi sama saya. Calon Bupati Kabupaten Bogor. Hahahaha...Aminin aja ya, Biasanya emang kalimat itu yang selalu saya ucapkan saat weekend. Ngurusin kebon di pekarangan rumah saya. Di postingan sebelumnya saya lengkap banget loh nyebutinnya. Rumah saya di sebuah kampung yang masuk wilayah Kabupaten Bogor. Mengenai kegiatan menanam, lebih seringnya sih saya lakukan hari Minggu. Kalau istilah mantan Ibu Negara, Ani Yudhoyono menyebut kegiatan di akhir pekan serupa ini sebagai Happy Gardening.

Kalau kalian masih mengisi akhir pekan untuk ke mall atau sekedar Wisata tua di jalan seperti dari jakarta ke arah Puncak. Coba deh sekali-sekali kalian ubah kegiatan mengisi akhir pekan itu dengan kegiatan menanam. Sumpah deh! Bahwa kegiatan yang dapat dilakukan di halaman rumah sendiri, dengan skop kecil, beberapa warna warni pot dan benih bibit bunga, sayuran atau bibit pohon buah juga menyenangkan loh... karena kegiatan menanam ini tidak hanya bisa menyegarkan pikiran, tapi juga bisa menyegarkan udara. Artinya kita menabung oksigen lebih banyak untuk kita hirup di kemudian hari. Dan hasil nyata dari menanam itu juga bisa di petik alias di panen. Kalau nanem pohon cabe, ya kalau panen bisa bikin sambel tanpa beli lagi di pasar. Inget loh, harga cabe pasca kenaikan BBM harganya Rp 90.000,-/kg. Jadi ngak bisa lagi deh ke warung beli cabe goceng...mau di lempar timbangan sama yg jualan? hehe :p

Balik lagi, bedanya di Minggu ini. Saya melakukan kegiatan menanam dua hari berturut-turut nih. Hari ini (Sabtu) dan besok (Minggu) soalnya kebetulan Sabtu ini saya libur kuliah. Dan besok beberapa kawan Kompasiana ingin berkunjung ke rumah. Keinginan itu sudah lama sih, di sampaikan udah dari beberapa minggu sebelumnya, tapi berhubung kepentok mulu sama jadwal kesibukan saya yang lain ...kuliah yg blon kelar-kelar maksudnya .-.

Jadi, sebelumnya ini. Saya pernah menulis postingan mengenai AKUAPONIK. Kalau yang masih inget berarti keren, kalau yang belum pernah baca dan tahu apa itu AKUAPONIK silahkan liat di artikel saya YA. hehe...soalnya saya males juga ngejelasin 2x. Soalnya juga, udah ngak jaman ngejelasih lewat tulisan muluuuuuuuuuuuu. Tentang apa manfaatnya AKUAPONIK, tentang bagaimana cara membuat AKUAPONIK di rumah sendiri, tentang kenapa di Bogor sekarang udaranya panas ngak kaya dulu? *eh (kalau itu jawabannya boleh langsung tanya sama Rahmat Yasin yang abis jual ratusan hektar hutan di daerah Bogor terus putus hukumannya cuma 5tahun penjara).

Intinya, jangan di tiru apa yang di lakukan Mantan Bupati Bogor tersebut kawan-kawan. Karena yakinlah....kita umat manusia di bumi ini masih butuh pohon untuk hidup. Bukan pohon butuh kita untuk hidup, di rawat, disiram sampai tumbuh besar dan sebagainya. Pohon kalau ngak di tanam atau mau di tebang banyak-banyak juga ngak masalah. Mau di bakar pun pohon ngak bakal tiba-tiba dari dahannya muncul spanduk gede buat protes. Pohon ngak akan ngalamin sakit hati, sakit jantung apalagi sakit paru-paru kalau seandainya tidak lagi di butuhkan oleh manusia di bumi ini. Melainkan kitalah yang sakit.

Tentang AKUAPONIK dan kegemaran saya untuk menanam ini, tidak ada hubungannya apakah karena saya pernah kuliah di IPB atau karena saya lulusan sarjana Pertanian. Saya hanyalah orang yang sudah menemukan dan sadar akan manfaatnya pohon dan menanam untuk diri sendiri. Jadi, beberapa bulan terakhir emang saya lagi sok tau, Melakukan orasi dari hati-ke hati. Dari orang-orang yang saya kenal sampai orang yang ngak saya kenal dan saya ajak kenalan untuk kemudian memperkenalkan "kalau saya punya AKUAPONIK loh..itu loh AKUAPONIK"...ada yang masa bodo, bukan urusan gue. Namun, ada pula yang ngerespon dan antusias. Nah salah satunya....kawan Kompasiana yang besok rencanya ingin silahturahni ke rumah saya ini. Setelah saya bercerita panjang lemar, ngasih liat foto-foto AKUAPONIK ngasih liat videonya. Mereka tertarik loh. Horeeee....

Awal kenalan dan orasi saya terjadi di acara Nangkring bareng bersama Bupati Malinau beberapa waktu yang lalu. Kalau di hitung saya baru 3 kali ini ikut kegiatan bersama Kompasina aliat jadi salah satu keluarga besar Kompasina, yang ke 2 adalah hadir di acara Kompasianival dan Nangkring bareng Kemen PU. Dan dari nangkring yang di kemen PU juga saya memperkenalkan AKUAPONIK saya itu sama Prof . Anita. Bincang-bincang sedikit dan bisa minta nomor kontaknya deh dan saya diminta jangan ragu untuk ngirimkan proposal. Tadinya harapannya muluk banget hehe...apa bisa pemerintah mendukung kegiatan ini. Untuk setaraf kampung saya aja. Soalnya saya kan butuh juga input dari yang lebih berpengalaman di bidangnya hehe..

Eh tapi setelah di pikir-pikir, saya pingin AKUAPONIKnya ini tersosialisasi dulu deh. Dan besok adalah sosialisasi saya yang pertama dengan kawan kompasina yang langsung mau liat AKUAPONIK di rumah saya. Besok kan masih hari Minggu, jadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii temanya masih "SELAMAT HARI MENANAM".

Karena ini AKUAPONIK, jadi panennya ngak cuma sayur dan buah aja loh tapi, juga ada ikan. Sampai ketemu besok di rumah saya ya, rencananya saya mau ngajak mereka nyemplung ke kolam terpal dan panen ikan Nila serta memetik sayuran untuk lalapan buat acara makan siangnya. Tentunya setelah proses Happy Gardening-nya selesai dong. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun