Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup kegiatan penyebarluasan, penerapan, dan/atau sosialisasi hasil-hasil penelitian kepada masyarakat, yang dilaksanakan oleh dosen atau tim dosen. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Program Doktor Mengabdi (DM), yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya.
LPPM Universitas Brawijaya akan membentuk tim pengelola program DM dengan tanggung jawab yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan. Tim pengelola program DM ini terdiri atas dua tim, yakni tim dosen dan juga tim mahasiswa. Tim dosen merupakan sejumlah dosen dari berbagai program studi dan fakultas di lingkungan Universitas Brawijaya yang berstatus aktif dan mendapatkan pendanaan hibah pengabdian kepada masyarakat melalui program DM. Kolaborasi kegiatan Doktor Mengabdi dengan pihak Taman Nasional Meru Betiri ini diketuai oleh Ibu Dr. Fitria Dina Riana, SP, MP dari Fakultas Pertanian yang dibantu oleh Tim Universitas Brawijaya. Tim ini terdiri atas Ibu Rini Yulianingsih, STP, MT, PhD dari Fakultas Teknologi Pertanian, Ibu Devi Farah Azizah, MAB dari Fakultas Ilmu Administrasi, serta Ibu Laila Masruro Pimada, S.E., M.SEI. dari Fakultas Ekonomi & Bisnis. Adapun tim mahasiswa terdiri atas 8 orang yang ditugaskan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sanenrejo.Melalui Program Dokter Mengabdi (DM) Universitas Brawijaya yang salah satunya berfokus pada penguatan branding dan pemasaran digital memberikan solusi yang relevan, inovatif, dan berkelanjutan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Desa Sanenrejo. Peran mahasiswa dalam program ini yaitu sebagai penggerak utama di lapangan. Mahasiswa yang terlibat dalam pelaksanaan program penguatan branding dan pemasaran digital yaitu Sherly Ventira Anggraini, mahasiswa Brawijaya yang bertanggung jawab menyampaikan materi sosialisasi dan pelatihan teknis. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan BIMTEK pada tanggal 7 Juli 2025 di dirumah mitra dari kelompok MPHK Sanenrejo yaitu ibu Juariyah, yang merupakan pelaku usaha olahan kacang mete di desa tersebut. Adapun peserta pelatihan berasal dari kelompok MPHK (Masyarakat Peduli Hutan Konservasi) Desa Sanenrejo
Pada pelaksanaan BIMTEK, tahap awal yang dilakukan yaitu penyerahan modul penguatan branding dan pemasaran digital. penyerahan modul sebagai pembelajaran, juga dilakukan penyampaian materi dan praktik secara langsung. Modul penguatan branding dan pemasaran digital berisi mengenai pengenalan platform digital, pengertian, dan juga langkah-langkah yang dapat dijadikan panduan dalam pembuatan platform digital WhatsApp Business dan Instagram Business sebagai media pemasaran produk olahan kacang mete. Praktik yang dilakukan terdapat dua bagian, yaitu praktik terkait WhatsApp Business dan praktik terkait Instagram Business. Praktik awal yang dilakukan yaitu dengan mengunduh aplikasi WhatsApp Business, ini berbeda dengan WhatsApp Messenger biasa, aplikasi tersebut dilengkapi berbagai fitur tambahan untuk mendukung pemasaran digital. WhatsApp Business menjadi alat yang penggunaannya mudah diakses, apalagi jika di gunakan oleh masyarakat di Desa Sanenrejo dalam pemasaran produk olahan kacang mete. Lalu Ibu juariyah dengan seksama melakukan praktik penggunaan satu per satu fitur yang ada di WhatsApp Business. Fitur yang dipraktikkan yaitu mulai dari katalog, dimana pada fitur ini memberikan masyarakat pemahaman terkait branding produk yang dilakukan pemasaran. Branding produk tersebut dilakukan dengan menyajikan produk secara terorganisir, lengkap dengan foto berkualitas, deskripsi detail, dan harga. Hal tersebut lebih baik, dibandingkan dengan mengirim foto satu per satu atau mendeskripsikan produk secara lisan, yang terkesan kurang penguatan branding. Terdapat juga fitur perpesanan otomatis. Fitur ini secara otomatis akan menjawab pesan sambutan kepada pelanggan, pesan diluar jam kerja, dan balasan cepat untuk pertanyaan dari pelanggan. Fitur-fitur ini menghemat waktu dan memastikan respons yang cepat kepada pelanggan, membangun citra profesional. Lalu praktik terakhir terkait WhatsApp Business yaitu fitur pesanan. Fitur ini menyederhanakan proses pembelian, pelanggan dapat secara langsung membuat daftar pesanan dalam chat tanpa harus berpindah aplikasi atau mengisi formulir yang rumit. Dalam pemasaran digital, semakin mudah pelanggan bertransaksi, semakin tinggi tingkat keberhasilan promosi.
Pemasaran yang dilakukan pada platform digital (WhatsApp Business dan Instagram Business) belum sepenuhnya dilakukan secara optimal. Hal tersebut dikarenakan produk yang akan di jual-belikan bahan bakunya berasal dari kacang mete dan pada bulan Juli ini belum memasuki musim kacang mete. Jadi masyarakat belum melakukan produksi olahan kacang mete.
Program ini juga mendapat sambutan yang ramah dari kelompok MPHK Sanenrejo yaitu ibu Juariyah dan peserta pelatihan berasal dari kelompok MPHK (Masyarakat Peduli Hutan Konservasi) Desa Sanenrejo. Ibu Juariyah mengungkapkan kegembiraannya karena pelatihan ini menambah pengetahuan dan pemahamannya dalam menjalankan pemasaran dengan menggunakan platform digital. Ibu juariyah mengungkapkan terkait perbedaan kedua platform digital “saya lebih mudah menggunakan WhatsApp bisnis daripada Instagram bisnis mbak, karena penggunaan WhatsApp sudah saya operasikan setiap harinya, namun terdapat perbedaan dan itu tidak jauh berbeda dari WhatsApp biasa. Jika Instagram, saya masih kurang familiar mbak dan baru kali ini saya menggunakan instagram apalagi untuk pemasaran produk”. peserta pelatihan berasal dari kelompok MPHK (Masyarakat Peduli Hutan Konservasi) Desa Sanenrejo juga merasa senang terkait pengetahuan dan pemahaman baru. “Jika musim kacang mete tiba saya akan coba bikin produk olahan dan saya akan mencoba berjualan di WhatsApp Business dan Instagram Business mbak”. Ujar salah satu peserta dari kelompok MPHK.
Akhir dari program ini Tim Doktor mengabdi berharap agar pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan dapat terus diadopsi dan dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat desa. Dengan adanya branding yang kuat dan strategi pemasaran digital yang efektif, Tim Doktor Mengabdi ingin melihat peningkatan signifikan pada pendapatan ekonomi masyarakat di Desa Sanenrejo. Demikian gambaran mengenai penguatan branding dan digital pemasaran di Desa Sanenrejo, sebuah upaya kolaboratif yang dimulai oleh tim Dokter Mengabdi Universitas Brawijaya. Melalui program ini, peran aktif mahasiswa sangat dibutuhkan dan didukung oleh bimbingan dosen agar mampu mentransformasi potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi digital. Penggunaan WhatsApp Business dan Instagram Business, bukan hanya sekadar adopsi teknologi. Lebih dari itu, ini adalah strategi nyata untuk membangun kemandirian masyarakat dan memperluas jangkauan pasar produk-produk unggulan kacang mete di Desa Sananrejo.