Mohon tunggu...
LPM EDENTSFEB
LPM EDENTSFEB Mohon Tunggu... Jurnalis - Lembaga

Lembaga Pers Mahasiswa FEB Undip

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aksara sebagai Identitas dalam Kehidupan Kita

13 November 2019   13:29 Diperbarui: 13 November 2019   13:40 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari Melek Huruf Internasional atau Hari Aksara Internasional/Sedunia atau Hari Literasi Internasional, yang diperingati setiap tanggal 8 September, merupakan hari yang diumumkan oleh UNESCO pada 17 November 1965 sebagai peringatan untuk menjaga pentingnya melek huruf bagi setiap manusia, komunitas, dan masyarakat. Setiap tahun, UNESCO mengingatkan komunitas internasional untuk selalu berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Hari Melek Huruf Internasional ini diperingati oleh seluruh negara di dunia. Mungkin dari kalian banyak yang bertanya mengapa aksara sampai harus diadakan hari peringatan?

Mungkin bagi sebagian orang, aksara hanya merupakan huruf-huruf biasa yang ada dalam kehidupan kita. Tapi coba bayangkan bagaimana jika di kehidupan kita tidak ada aksara? Apakah kita akan bisa sepandai sekarang? Apakah kita bisa berkomunikasi seperti saat ini? Pasti kita akan bertanya-tanya seperti itu kan andai saja aksara tidak ada diantara kita. Jika tidak aksara mungkin kita tidak akan bisa membaca artikel ini. Oleh karena itu, aksara sangatlah penting dalam kehidupan kita.

Penetapan hari aksara internasional merupakan buah dari keprihatinan UNESCO terhadap kondisi keberaksaraan masyarakat dunia. Kurangnya kesadaran beraksara dapat menjadikan kita buta huruf yang kemudian membuat kita tidak dapat membaca yang padahal kegiatan membaca dapat menambah ilmu dan pengetahuan. Dari aksara juga kita dapat belajar dalam hal menulis dan menghitung untuk meningkatkan keterampilan sebagai investasi yang sangat penting bagi masa depan. Dengan ada nya membaca, menulis dan menghitung (calistung) membuat kita dapat belajar untuk menimba ilmu dan pengetahuan baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar kita.

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, bahwa tingkat buta huruf dari semua tingkat umur mengalami penurunan yang signifikan. Misal pada penduduk usia di atas 10 tahun yang buta huruf pada 2017 mencapai 4,08% dari total populasi penduduk usia di atas 10 tahun. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya 4,19%. Sementara penduduk usia 15 tahun ke atas yang buta huruf 4,5% dan penduduk usia 15-45 tahun yang tidak bisa membaca dan menulis 0,94%. Adapun penduduk usia di atas 45 tahun yang buta huruf mencapai 11,08%. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia sudah sadar akan pentingnya aksara bagi kehidupan, sehingga aksara menjadi kebutuhan yang sangat pokok untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

Tak hanya untuk calistung saja, aksara juga sangat penting untuk digunakan sebagai alat berkomunikasi. Jika tidak ada aksara, mungkin kita tidak akan pernah tahu bagaimana cara menyapa seseorang, bagaimana membangun obrolan yang seru dan lain sebagainya. Apalagi saat ini kita berada di era digital dimana semua hal berhubungan dengan internet dan media sosial.

Informasi yang berada di internet dan media sosial dapat beredar luas karena adanya kemampuan membaca aksara yang luar biasa. Jika tidak ada aksara, mungkin orang-orang tidak akan tahu berita dan gosip yang sedang terkenal. Dalam penggunaan aplikasi obrolan seperti Whatsapp, Line, Instagram dan lain-lain, jika tidak aksara mungkin kita juga tidak akan bisa berkomunikasi dengan yang lainnya.

Dengan adanya aksara kita dapat meningkatkan budaya literasi. Pertama dengan adanya membudayakan literasi sama saja kita mendorong untuk meningkatkan melek huruf. Dengan terbiasa berliterasi, seperti membaca, menulis dan berdiskusi, membuat kita dapat mengetahui banyak informasi dari berbagai belahan dunia. Kedua, kita dapat terhindar dari berita hoax.

Di era digital ini sangatlah banyak informasi yang bertebaran di media sosial, portal daring, blog, dan dari mulut ke mulut. Untuk membedakan mana informasi yang benar dan hoax, jika kita kurang dalam kemampuan berliterasi mungkin akan sulit dalam membedakannya. Namun jika kita sering berliterasi, membedakan mana informasi yang tepat dan hoax akan sangat mudah sebab jika kita sering berliterasi kita akan mengetahui informasi dari berbagai sumber sehingga dapat mengetahui ciri informasi yang benar dan terpercaya.

Untuk memperingati hari aksara internasional ini, kita dapat melakukan beberapa kegiatan yang sangat bermanfaat.

Pertama, kita dapat membuat kegiatan berliterasi di kampus, sekolah maupun di lingkungan sekitar. Kegiatan literasi dapat berupa kegiatan mengulas buku, berdiskusi tentang isu terkini, membuat berbagai tulisan maupun kegiatan lainnya.

Kedua, kita dapat mengikuti kegiatan literasi yang diadakan oleh suatu komunitas ataupun lembaga pendidikan. Jangan dianggap jenuh, karena kegiatan seperti itu biasanya menyesuaikan dengan zaman serta isu yang sedang kekinian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun