Mohon tunggu...
Vannya Azzahra
Vannya Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

pernah bekerja sama dengan media dan juga membantu membuat press release di sebuah instansi pada saat magang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

3 Filosofi Orang Jepang yang Bisa Kita Tiru Sebagai Acuan dalam Kehidupan

18 Maret 2024   11:21 Diperbarui: 18 Maret 2024   11:50 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Freepik.com

Hai semuanya, selamat datang di perjalanan kata-kata bijak dari negeri matahari terbit, Jepang! Mari kita bersama-sama menjelajahi lima filosofi hidup yang memikat dan memberikan inspirasi dalam mengarungi kehidupan sehari-hari. Jepang, dengan budaya dan tradisinya yang kaya, menyimpan harta karun kebijaksanaan yang dapat membimbing kita melewati lika-liku perjalanan ini. 

Mari kita menjelajahi kebijaksanaan dari tanah matahari terbit, Jepang. Dalam lima filosofi hidup yang mendalam ini, kita akan menemukan harta karun kearifan yang dapat menjadi panduan berharga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap filosofi mencerminkan kedalaman budaya dan pandangan dunia yang unik, membawa kita pada perjalanan spiritual dan pemahaman yang mendalam.

  1. Ikigai

Filosofi Ikigai, yang berasal dari budaya Jepang, memberikan pandangan yang mendalam tentang arti dan tujuan hidup. Secara harfiah, Ikigai dapat diterjemahkan sebagai "alasan untuk hidup," mewakili suatu keadaan dimana empat elemen penting dalam hidup seseorang menyatu. 

Pertama-tama, Ikigai melibatkan gairah atau passion, yaitu melakukan hal-hal yang benar-benar dicintai dan mampu memicu semangat serta kebahagiaan. Ini bisa mencakup aktivitas atau bidang yang memenuhi jiwa tanpa memberikan beban yang berlebihan.

Selanjutnya, Ikigai merangkul konsep vokasi atau pekerjaan yang membawa kepuasan dan keahlian. Ini berarti mengejar bidang atau kegiatan yang dijalani dengan kemampuan yang dimiliki dan memberikan rasa pencapaian. Sisi profesi dalam Ikigai menyoroti pentingnya memberikan kontribusi positif kepada dunia atau masyarakat melalui pekerjaan yang dijalani. Dengan demikian, pekerjaan dianggap sebagai cara untuk memberikan manfaat yang lebih besar dan bermanfaat. 

Akhirnya, elemen misi dalam Ikigai memberikan makna dan tujuan dalam hidup, memastikan bahwa seseorang merasa terhubung dengan visi yang lebih besar dan mencapai sesuatu yang lebih mendalam dalam perjalanan hidupnya. Konsep ini menuntun seseorang untuk menemukan dan menjalani kehidupan yang penuh makna, menciptakan keseimbangan yang harmonis antara kebahagiaan individu dan kontribusi yang berarti kepada lingkungan sekitar.

  1. Wabi Sabi

Filosofi Wabi Sabi merupakan pandangan unik dalam budaya Jepang yang mengapresiasi keindahan dalam kesederhanaan, kerusakan, dan kerentanan. Kata "Wabi" merujuk pada kesederhanaan, kebijaksanaan, dan kedamaian yang terdapat dalam kesendirian alam. Sementara itu, "Sabi" merujuk pada keindahan yang muncul dari waktu dan keadaan, mengekspresikan keunikan yang timbul dari penuaan dan kerusakan. 

Dalam pandangan Wabi Sabi, keindahan tidak selalu harus sempurna. Sebaliknya, keunikan dan keindahan terletak pada ketidaksempurnaan dan jejak waktu yang melekat pada suatu objek atau keadaan. Misalnya, sebuah mangkuk retak yang diperbaiki dengan kintsugi (seni memperbaiki keramik dengan emas) dianggap lebih berharga karena telah mengalami perjalanan hidup dan memiliki cerita yang diceritakan oleh goresan dan keretakan.

Filosofi ini mengajarkan kita untuk menghargai keberlanjutan waktu, memandang setiap detik sebagai momen yang tak terulang. Wabi Sabi mengajarkan kita untuk menemukan keindahan dalam kesederhanaan, dan merayakan keunikan yang muncul dari perubahan dan usia. 

Dengan demikian, pandangan Wabi Sabi memberikan inspirasi untuk hidup dengan tenang dan bersyukur, menerima keadaan apa adanya, dan menghargai keindahan yang muncul dari setiap detik kehidupan.

  1. Kaizen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun