Mohon tunggu...
ALIPIUS SADANIANG
ALIPIUS SADANIANG Mohon Tunggu...

Adil Ka' Talino Ba Curamin Ka' Saruga Ba Sengat Ka' Jubata. Idup diri' nian ina baya ina diri nyujukng nyambah Jubata nang pamanya koa ina bakasatukatn.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dayak Kanayatn

12 Maret 2012   15:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:10 5308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Batang taman adalah semacam tangga untuk memanjat,terbuat darisebatang pinang atau bambu aur (Sidik-Banyuke), anak tengganya adalah insaut(pisau kecil yang tajam untuk meraut anyaman), dengan mata menghadap keatas, tempat sang dukun menginjak.

Bambang Bider, “Ngaben Di Tempat Jauh”dalam Kalimantan Rewiew, No.94/Th.XII/Juni 2003,(Pontianak : Yayasan Institut Dayakologi),hlm. 28-29.

Binua,terdiri atas binua besar dan binua kecil,yaitu; wilayah administratif yang dikepalai oleh seorang Temenggung, terdiri atas beberapa kampung.

Menurut Musin, dalam wawancara di Desa Ngarak Tanggal 21 Pebruari 2001, Dayak Kanayatn di daerah Banyuke telah berkembang kira-kira tahun 1400 M, (bandingkan dengan Lontaan :1975,hlm. 161-162). Mereka hasil perkawinan Ria Sinir (Banyuke:banyadu’) dan Dara Itapm (Kanayatn: banana’). Pertama kali mereka berada di kampung Jering (Setolo-Darit), 2 generasi kemudian (+ 1600-1700 M) keturunnya mendirikan kampung-kampung di daerah Sigonyekng,Sabakit,Ringo,Guna, Labak-Jongkak,Nangka, dan mendirikan pusat ketemanggongan di desa Ladangan-Darit, kira-kira tahu 1780 M.

Menurut Sukara, dalam Wawancara di Desa Senakin tanggal 19 Desember 2003, suku Dayak Kanayatn telah mendiami dataran tinggi dan pegunungan sidik 9-10 generasi kira-kira 300tahun yang laluatau + 1700 M, hal itu ditandai dengan tembawang (bekas pemukiman), pemakamaan dan kebun buah-buahan, seperti durian, tengkawang, langsat, nangka, bintawa’ dan lain-lain.

Bahari Sinju, Peranan Pantak Dalam Kesatuan Wilayah Binua Dayak Kanayatn, (Pontianak : Universitas Tanjungpura 1993), hlm.8. Pantak Ne’ Panyakng,+1700 di desa Sahapm-Pahauman berasal dari Mempawah Hulu, ne’ Panyakng atau ne’ Nabi, dibuatkan pantak untuk mengundang berkah “pama”yang dimilikinya.

Edi Petebang, “Sejarah Perang Suku Di Kalbar” dalam Kalimantan Review,No50/Th.IX/Oktober 1999, (Pontianak: Yayasan Institut Dayakologi),hlm.10.

Stefanus Djuweng, “Imigrasi Cina dan Emas di Kalbar,”dalam Manusia Dayak Orang Kecil yang terperangkap Arus Modernisasi, (Pontianak: Institute Of Dayakology Research and Development, 1996), hlm. 26-27.

Dituturkan oleh Suhardi, S.Pd, di dusun Singkut-Kayu Tanam, tanggal 19 September 2004, hasil perhitungan silsilah dari 9 generasi keluarga besar Ipuh-Pansi, dibuktikan dengan pantak tertua di Ipuh dan tembawang buah-buahan yang telah diwarisi 8 sampai 9 generasi yang lalu.

Thomas Tion, “Orang Dayak Di Kecamatan Mandor”dalam Kalimantan review, N0.92/Th.XII/April 2003,(Pontianak: Yayasan Institut Dayakologi), hlm. 20.

Th. van den End,Ragi Carita I, Sejarah Gereja Indonesia, 1500-1860, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999),hlm. 189.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun