Mohon tunggu...
Lourdy Mulianandya
Lourdy Mulianandya Mohon Tunggu... Petani - Sedang bermahasiswa

Sedang belajar menulis dan berusaha untuk lebih bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Next Leader"?

4 Maret 2019   21:19 Diperbarui: 5 Maret 2019   05:34 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial manusia tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal. 

Manusia lama-kelamaan akan kesusahan jika manusia itu hidup sendiri. Kebutuhan merekapun akan tak terpenuhi dengan baik dan maksimal jika ia hidup sendirian. Dalam memenuhi kebutuhannya dalam berkomunikasi, manusia jelas membutuhkan komunitas atau sebuah kelompok bermasyarakat yang dapat menjadi sarana komunikasi satu sama lainnya.

Dalam sebuah komunitas dibutuhkan yang namanya seorang pemimpin yang memiliki jiwa pemimpin yang tinggi. Tetapi ketika seseorang ditunjuk menjadi pemimpin terkadang tidak mau ditunjuk atau dipilih menjadi seorang pemimpin atau leader. 

Banyak alasan yang muncul, seperti dia merasa tak punya kemampuan memimpin atau merasa tidak punya jiwa kepemimpinan yang tinggi. Alasan inilah yang paling sering digunakan untuk mengelak dari tanggung jawab untuk menjadi seorang pemimpin sebuah komunitas atau dalam bermasyarakat.

Sebagian orang berpikir bahwa sifat kepemimpinan atau jiwa kepemimpinan yang tinggi hanya berasal dari kecil atau sering juga dianggap sebagai anugerah yang paten dan tidak dapat diadakan lagi.  Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Sifat kemimpinan yang tinggi tidak semata-mata hanya berasal dari keturunan atau hanya berasal dari kecil. Sebenarnya sifat kepemimpinan itu bukan hanya didapat sejak dilahirkan tetapi juga dapat diciptakan.

Beberapa orang ketika merasa bahwa dirinya tak memiliki sifat kepemimpinan akan selamanya tak memilikinya. Sehingga orang-orang seperti itu akan tidak mau menjadi seorang pemimpin. 

Anggapan itu jelas salah. Setiap manusia pada dasarnya memiliki hak yang sama. Hak itu adalah memiliki sifat kepemimpian. Karena seperti yang dituturkan diatas, sifat kepemimpinan atau jiwa kepemimpinan tinggi itu tidak hanya didapatkan dari keturunan saja atau sejak manusia itu lahirkan,  tetapi juga dapat kita peroleh dengan cara kita menciptakannya sendiri.

Awalnya semua manusia memiliki bakat atau kemampuan untuk memimpin, entah itu sudah memiliki sifat kepemimpinan yang tinggi maupun yang kecil. Tetapi terkadang seseorang ketika sudah beranjak dewasa seseorang merasa sifat itu tidak ada. Hal itu dapat terjadi karena seseorang itu tidak mengasahnya dengan baik dan tidak secara terus menerus. 

Bakat pada dasarnya jika tidak diasah secara terus menerus dapat menjadi tumpul. Seperti juga dalam hal menimba ilmu, jika kita hanya menerima dan menerima saja tanpa mengasahnya lagi pasti lama-lama akan tumpul dan takan hilang. Begitu juga dengan sifat kepemimpinan. Semakin lama tidak diasah semakin lama akan semakin hilang.

Dalam menangani sifat kepemimpinan yang kurang terasah, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Salah satunya belajar dalam kepelatihan leadership. 

Didalam pelatihan leadership seseorang dilatih dalam berorganisasi. Didalam kepelatihan juga ada pelatihan dalam menangani suatu masalah dan juga manajemen. Sebagai pemimpin atau leader, seseorang dituntut untuk dapat menangani dan menengahi suatu masalah. Oleh karena itu kepelatihan dasar kepemimpinan dirasa cukup diperlukan demi menunjang skill dan mengasah kemampuan seseorang untuk melatih dan mengembangkan sifat kepemimpinannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun