Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

"Spa" Kaki di Bukit Kasih

9 Agustus 2010   08:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:11 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_220562" align="alignleft" width="225" caption="Inilah "spa" kaki di Bukit Kasih sambil minum kopi dan makan jagung bakar (foto: TJR)"][/caption] Bukit Kasih, Kanonang, Kabupaten Minahasa, di Sulut sudah terkenal menjadi tempat tujuan wisata. Maka, jika anda mengikuti paket Minahasa Tour pasti guide tour akan mengantar anda ke bukit Kasih. Kemudian Guide tour akan menjelaskan panjang lebar tentang Bukit Kasih. Singkatnya begini. "Torang Samua Basaudara" inilah filosofi orang Minahasa. Bahwa hidup saling berdampingan, saling menghormati satu sama lain meski berbeda suku dan agama, itulah bagian dari kasih dan persaudaraan yang menghidupi lubuk hati orang Minahasa. Untuk mengingatkan itu semua dibangunlah Monumen Kasih di bukit vulkanik dengan sumber air panasnya yang sangat natural. Tidak hanya itu, di atas bukit juga dibangun rumah ibadat lima agama besar yang ada di Indonesia. Anda bisa melihat gereja Kristen, gereja Katolik, Mesjid, Pura, dan Klenteng. Sebagai tempat wisata, Bukit Kasih memberikan banyak tawaran untuk dinikmati para pengunjung. Jika anda masih kuat, anda bisa berjalan keliling bukit Kasih melalui jalan bertrap-trap. Konon menurut pemandu wisatanya, jumlah anak tangga di bukit Kasih mencapai 3456 buah. Benar atau tidak perlu anda buktikan sendiri. Ada keasyikan sendiri, jika anda sudah berada di atas. Anda bisa melihat pemandangan alam indah antara lain Gunung Lokon, Gunung Mahawu dan danau Tondano. Untuk sampai ke rumah ibadat pun, anda harus berjalan mendaki melalui jalan bertrap-trap tadi. Di sinilah fisik harus kuat dan fit. Sepanjang perjalanan anda juga akan mencium bau belerang vulkanik yang berasal dari sumber air panas dari bawah bukit. Asap putih air panas vulkanik akan menjadi teman setia anda saat anda berjalan keliling Bukit Kasih. Keletihan atau kecapean pasti akan anda alami apabila anda berjalan mengikuti rute keliling Bukit Kasih. Tapi jangan kuatir lebih dulu. Di warung-warung dekat sumber air panas, di sana tersedia berbagai macam minuman ringan atau soft drink. Namun, saya melihat banyak pelancong suka minum kopi atau kelapa muda daripada soft drink sambil makan pisang goreng dengan dicocol rica (cabe) rowanya. Tidak hanya itu makanannya. Anda akan ditawari untuk mencoba makan milu (jagung) rebus yang dimasak pakai air panas vulkanik di sekitar itu. Caranya, jagung dibungkus dengan goni plastik lalu dicelupkan di sumber air panas lebih kurang satu jam. Setelah itu jagung rebus siap dimakan. Saya melihat ada yang berani makan dan ada yang takut mengingat dimasak di air panas yang mengandung belerang. Demikian juga telur rebus. Cara masaknya sama. Di Bukit Kasih juga ada kolam renang air panas dan bak air panas untuk mandi. Anda boleh menyobanya tetapi tergantung waktu yang anda miliki untuk berkunjung di tempat wisata ini. Jika tidak memungkinkan, anda bisa mencoba "spa" kaki. Berapa anak kecil atau dewasa pemilik warung di situ biasa menawarkan spa kaki kepada anda. Teman saya pernah menyobanya. "Enak juga. Obat capek sesudah berjalan keliling bukit" kata teman saya sambil kedua kakinya dipijit dan sebelumnya kedua kakinya direndam dulu dengan air panas vulkanik dalam ember. Jika air panas sudah agak dingin, anda bisa minta diganti dengan air yang lebih panas. Berapa bayarnya? Tergantung kerelaan anda dan tergantung lamanya anda dispa. Tentu tidak semahal dengan di rumah spa di Manado. Begitulah pengalaman kami merasakan "spa" kaki di Bukit Kasih. Jika anda berkunjung ke tempat wisata ini, jangan lupa untuk menyobanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun