Awalnya saya cukup terkejut mengapa slogan “Sharing and Connecting” Kompasiana diubah/berubah menjadi “Beyond Blogging”. Ini terlepas dari pergantian “person in charge” di tubuh Kompasiana.
Bagi saya, setiap kali tulisan (dan foto) saya unggah di Kompasiana, saya sadar tulisan saya itu saya bagikan kepada pembaca. Setiap kali ada yang membaca postingan saya, berarti tulisan saya serta merta terhubung dengan pembaca.
Komunikasi tak hanya saya dengan pembaca. Komunikasi dan relasi terjadi antara isi atau materi tulisan yang saya tulis dengan saya dan pembaca. Misalnya, saya menulis tentang objek wisata di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, jika dibaca oleh pembaca maka terjadi saling terhubung antara Tondano dengan pembaca meski sebatas di dunia maya.
Menurut hemat saya, “Sharing dan Connecting” itu bukan hanya slogan Kompasiana, tetapi sudah menjadi (semacam) roh atau jiwa dari setiap Kompasianer.
Sekarang, apakah “Beyond Blogging”otomatis menjadi roh atau jiwa Kompasianer? Atau sekedar pengetahuan bahwa Kompasiana sekarang slogannya baru. Dan dengan slogan itu, Kompasianer diajak tak hanya berjiwa indahnya berbagi dan asyiknya terhubung satu sama lain, tetapi lebih daripada itu.
Apa lebihnya? Sejenak saya berpikir, apa arti sebenarnya “Beyond Blogging” di mata Kompasianer? Tak sedikit yang menyebut bahwa yang dimaksud dengan slogan baru Kompasiana itu adalah Blog (Kompasiana) menjadi platform.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dasar platform itu berarti “memuat”. Kata bendanya bisa memiliki banya arti, antara lain panggung, pentas, mimbar, tempat yang tinggi, atau kebijakan, program.
Nah, ketika anda mendengar kata “blogging” apa yang terlintas dalam benak anda? Tentu jawaban akan tergantung kepada siapa saya bertanya. Yang jelas, saya pernah mendengar jawaban seperti ini.
Ngeblog itu hobinya orang yang suka nulis di internet. Tak hanya itu, dengan ngeblog kamu bisa cari duit. Bahkan jika memnang dalam lomba blogging, hadiah dengan sendiri akan datang. Segala sesuatu (wisata, fashion, barang, berita, kuliner, fiksi, pendidikan, dll) bisa jadi blog. Apapu produknya dan apapun pelayanannya, semua bisa “beyond blogging”.
Namun, dari sekian banyak pendapat tentang blogging, saya terkesan dengan ungkapan, “Like everything, blogging is evolving” (seperti segala sesuatu, ngeblog senantiasa berkembang). Yang bisa berkembang bukan hanya manusia atau teknologi tetapi platform blogging akan berkembang terus tanpa akhir (endless).
Setiap orang bisa menjadi penerbit (publisher)
