Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Legitnya Durian Cakalang Sambil Melihat Air Terjun Kengkang

16 Februari 2020   13:23 Diperbarui: 16 Februari 2020   13:25 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air Terjun Kengkang, Desa Tincep (Dokumen Pribadi)

Gegara durian, saya dan teman-teman berwisata ke air terjun Kengkang, di Desa Tincep, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Tak kurang dari satu setengah jam perjalanan naik mobil dari Manado ke lokasi air terjun Kengkang. Yah, sekitar 50 km jaraknya dari pusat kota Manado, melalui Tomohon dan melewati Sonder.

Dalam perjalanan menuju objek wisata, tiba-tiba Boby bersuara, "Durian Tincep dan Timbukar sejak dulu terkenal enaknya. Legit, pahit dan manis rasanya. Durian yang dijual di pusat kota Tomohon, kebanyakan asalnya dari Tincep. Mereka jual satu buah bisa mencapai 50 ribu. Yang kecil dijual 25 ribu. Orang sini menyebut durian yang paling top namanya Durian Cakalang".

"Saya kalau beli tidak pernah dapat yang rasanya hambar. Selalu dapat yang rasanya legit, manis dan ada rasa pahitnya. Bedanya durian cakalang dengan yang biasa apa? " tanya saya penasaran. Di dalam mobil ada Nadir, Ine, Boby dan saya. Rombongan kami terbagi dalam tiga mobil.

"Kalau Durian Cakalang itu besar dan memanjang. Kulitnya berwarna agak kecoklatan. Bukan yang hijau. Rasanya nendang di lidah dan kadar alkoholnya tinggi" sambung Nadir, sopir yang sering disuruh pergi ke Timbukar untuk mengambil durian.

Cuaca sore itu sejuk. Gerimis baru saja berhenti dan menyisakan rembesan air di aspal mulus sepanjang jalan yang kami lalui. Tak hanya itu, sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan alam yang asri.

Persawahan masih banyak air dan ditumbuhi padi muda. Kanan-kiri jalan terlihat pohon-pohon durian yang masih bergelantungan buahnya. Termasuk pohon rambutan dan pohon duku langsat.

Tempat wisata air terjun Kekang berada di sebelah kiri jalan. Setelah tiga mobil yang kami tumpangi parkir, kami langsung menuju ke pintu masuk. Untuk tiket masuk per orang, dikenai Rp. 10.000,-

Berebut Durian Cakalang (Dokumen Pribadi)
Berebut Durian Cakalang (Dokumen Pribadi)
"Wow udah bagus ya sekarang" kata saya kepada pak Alo warga Timbukar yang mengajak ketemuan dengan rombongan kami di objek wisata tersebut.

Pak Alo mengiyakan kata-kata saya, dan menimpali, "Ini yang punya Franky Kowaas, atlet paralayang Sulut, yang menjadi korban gempa bumi di Palu saat berada di Hotel Roa Roa (2 Oktober 2018). Sekarang isterinya yang mengelola lokasi wisata ini".

Saya sempat ngobrol dengan istrinya Franky Kowaas yang kebetulan berada di salah satu pondok. Keluarga Kowaas baru merintis lokasi wisata ini. Diceritakan, sudah banyak orang yang datang berwisata ke sini sejak dibuka 4 bulan yang lalu.

Dulu kalau saya mau melihat air terjun Kengkang Tincep (tingginya 90 meter), harus berjalan menuruni tebing dan masih semak belukar. Ekstra hati-hati karena jalan setapaknya menurun terjal. Sekarang jalan terjal menurun itu sudah dibangun jalan setapak yang bagus dan dilengkapi pondok-pondok yang mengarah ke pemandangan air terjun.

Anjungan Lokasi Swafoto (Dokumen Pribadi)
Anjungan Lokasi Swafoto (Dokumen Pribadi)
Anjungan (jembatan) yang dibangun dari besi berlapis kaca memanjakan wisatawan untuk melihat keindahan air terjun. Di situ, tak sedikit yang berswafoto dengan latar belakang air terjun. Pokoknya, instagramable.

Saya melihat pengelola sedang membangun rumah kayu berukuran besar di tebing. Katanya bisa dipakai untuk tempat berkumpul atau meeting. Saat melihat air terjun, pandangan mata saya tertuju pada seorang berbaju merah yang sedang panjat tebing di sebalah kanan air terjun. Katanya, tebing di dekat air terjun sering dipakai untuk oleh raga panjat tebing.

Yang serunya lagi, adalah makan durian cakalang di lokasi itu. Pak Alo, kenalan kami, membawakan kami dua karung durian yang diambil dari desa Timbukar. Terima kasih pak Alo, atas suguhan duriannya.

Sekitar 15 orang menikmati buah durian Cakalang dengan nikmatnya, sambil memandang air terjun serta mendengarkan gemuruh airnya.

Kembali rasa legit, manis dan pahit buah durian menggelora di rongga mulut. Di pinggir jalan dekat pintu masuk, warga setempat menjual durian rata-rata 10 ribu per buah. Untuk yang agak besar, harganya 50 ribu dapat 2 buah.

"Marjo wisata ka air terjun Kengkang, sambil makan durian!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun