Akhir Agustus 2025 tercatat sebagai salah satu periode paling dinamis dalam kehidupan politik jalanan Indonesia pascareformasi. Dari Jakarta hingga Makassar, dari Bandung hingga Jambi, dari Yogyakarta hingga Surakarta, suara protes bergema di jalan-jalan kota.
Demonstrasi yang awalnya diarahkan pada kebijakan kenaikan tunjangan anggota DPR berubah menjadi ledakan kemarahan yang meluas, menyentuh berbagai lapisan masyarakat.Â
Mahasiswa yang sejak lama dikenal sebagai ikon gerakan politik jalanan kini tidak sendirian. Mereka berdampingan dengan buruh, pelajar, dan yang paling mencuri perhatian: pengemudi ojek daring yang menjadi simbol baru perlawanan rakyat kecil.
Gambaran yang muncul di berbagai kota memperlihatkan betapa besarnya daya tarik isu ketidakadilan sosial yang menjadi bahan bakar aksi. Di Yogyakarta, pagar Mapolda roboh, dua mobil terbakar, dan jalan menuju Malioboro lumpuh.Â
Di Jakarta, massa yang bergerak menuju gedung DPR dan Polda Metro Jaya membalas gas air mata dengan lemparan batu, botol, bahkan bom molotov rakitan.Â
Di Jambi, Surakarta, hingga Makassar, jalanan dipenuhi ban-ban terbakar dan blokade kendaraan. Semua itu berpuncak pada tragedi tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring yang tertabrak kendaraan Brimob di tengah upaya pembubaran massa.Â
Tragedi ini segera menjadi simbol, menjadikan aksi yang semula dianggap elitis---isu tunjangan DPR---berubah menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap kesewenang-wenangan negara.
Peristiwa ini dengan cepat menyebar ke berbagai daerah, bukan hanya karena jaringan organisasi mahasiswa dan serikat buruh, tetapi juga karena kekuatan media sosial.Â
Potongan video yang memperlihatkan detik-detik tertabraknya Affan viral di Twitter, TikTok, dan WhatsApp, menimbulkan solidaritas spontan yang meluas.Â
Dalam hitungan jam, aksi protes lokal berubah menjadi fenomena nasional. Apa yang terjadi 25--29 Agustus itu bukan sekadar kericuhan, melainkan gelombang gerakan sosial yang memperlihatkan betapa dalamnya krisis kepercayaan rakyat terhadap negara.