Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

8 Strategi Ketahanan Keluarga Menghadapi Gejolak Geopolitik di Timur Tengah

14 Juni 2025   08:19 Diperbarui: 14 Juni 2025   01:34 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: https://wartaalor.com/2024/05/08/komitmen-jaga-perekonomian-nasional-di-tengah-gejolak-geopolitik/)

Tak kalah penting adalah membangun literasi global. Anak yang memahami bahwa konflik Dunia bisa berdampak pada dapurnya akan menjadi pendengar dan pelaku yang lebih siap, bukan korban kepanikan. 

Peran orang tua adalah menjelaskan dengan cara sederhana, memberi contoh nyata, dan membangun diskusi. Ini bukan hanya menyelamatkan ekonomi nomor yang terbatas, tetapi menyiapkan karakter kuat dan berdaya.

7. Perluasan Peran Sipil: Keluarga sebagai Agen Transformasi

Membangun ketahanan keluarga juga berarti membentuk pola pikir aktif bagi seluruh warga sipil. Keluarga yang tidak pasif menanti situasi pulih, tetapi mengambil prakarsa lokal, dapat menciptakan gelombang perubahan. 

Contoh sederhana: Forum Warga untuk mengadvokasi program subsidi bahan pokok. Atau kolaborasi antar RT untuk membayar listrik dan air secara bersama-sama ke PLN dan PDAM.

Inisiatif ini juga bisa jadi awal pembangunan civic economy---jejaring ekonomi sipil lokal berbasis gotong royong serta penguatan UMKM lokal yang mampu mengintervensi rantai distribusi panjang pada saat gejolak global terjadi. 

Keluarga menjadi subsistem yang bukan hanya bertahan, tetapi juga mendukung keluarga lain.

8. Refleksi dan Kritik Kebijakan Publik

Terakhir, keluarga harus melek terhadap kebijakan publik. Ketika harga minyak global naik, apa langkah pemerintah? 

Apakah subsidi bahan bakar akan diperketat? Apakah ada kebijakan bahan pokok selama lonjakan harga? 

Keluarga-warga yang aktif mengamati Rancangan Undang-Undang atau Peraturan Menteri terkait energi dan pangan bisa meninggalkan jejak suara di dunia politik: melalui aspirasi di DPR, media sosial, atau petisi digital.

Refleksi kritis ini membangun kultur warga demokratis yang tidak hanya menerima, tapi memberi umpan balik bagi kebijakan negara. Keluarga menjadi aktor sosial politik yang tidak pasif, tetapi turut membentuk lingkungan publik.

Penutup: Keluarga Sebagai Pusat Ketahanan

Gejolak dunia tak lagi jauh dalam narasi keluarga. Namun, rumah bukan tempat terisolasi---ia adalah titik awal ketahanan sosial ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun