Oleh: Julianda BM
Aceh, sebuah provinsi di ujung barat Indonesia, menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Namun, di balik keindahannya, Aceh juga menyimpan luka dalam bentuk bencana alam yang kerap melanda dan kemiskinan yang masih membelenggu sebagian masyarakatnya.
Kini, dengan gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang tengah berlangsung, muncul pertanyaan besar: Bagaimana pemimpin baru yang terpilih nanti dapat membawa Aceh keluar dari lingkaran setan ini?
Bencana Alam: Ancaman yang Tak Pernah Padam
Aceh tak asing dengan bencana alam. Gempa bumi, tsunami, dan banjir kerap menerjang, meninggalkan jejak kerusakan dan kesedihan.
Gempa bumi dan tsunami Aceh 2004 menjadi tragedi paling mematikan dalam sejarah modern, merenggut ratusan ribu nyawa dan meluluhlantakkan berbagai infrastruktur.
Bencana alam tak hanya berdampak pada hilangnya nyawa dan harta benda, tetapi juga memperparah kemiskinan. Infrastruktur yang rusak menghambat akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.
Masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian menjadi semakin rentan.
Kemiskinan: Belenggu yang Menghambat Kemajuan
Meskipun Aceh kaya akan sumber daya alam, kemiskinan masih menjadi momok yang menghantui. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, tingkat kemiskinan di Aceh mencapai 14,45%, lebih tinggi dari rata-rata nasional 9,36%.