Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gunung Ruang: Alarm Bahaya Tsunami, Membangun Budaya Siaga dan Mitigasi Bencana yang Efektif

3 Mei 2024   15:50 Diperbarui: 7 Mei 2024   23:57 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Ruang Kembali Erupsi. Foto: PVMBG/Handout via https://news.detik.com

Aktivitas ekonomi terhenti, infrastruktur rusak, dan trauma psikologis menghantui para korban.

Di tengah situasi yang sulit ini, pemerintah dan berbagai organisasi kemanusiaan bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada para korban. 

Bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak.

Tragedi Gunung Ruang dan potensi tsunami yang menyertainya membuka kembali luka lama tentang kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di Indonesia. 

Masih banyak yang harus diperbaiki dan dibenahi dalam sistem peringatan dini dan evakuasi, serta dalam edukasi dan kesadaran masyarakat tentang bahaya bencana.

Peristiwa ini juga menjadi momen penting untuk mengevaluasi sistem mitigasi tsunami yang ada saat ini. 


Diperlukan sistem yang lebih canggih dan akurat, serta edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri saat terjadi tsunami.

Belajar dari Gunung Ruang: Membangun Sistem Mitigasi Tsunami yang Lebih Efektif dan Efisien

Erupsi Gunung Ruang dan potensi tsunami yang menyertainya memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. 

Kita harus belajar dari pengalaman ini dan membangun sistem mitigasi tsunami yang lebih efektif dan efisien.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi tsunami di Indonesia adalah:

  • Memperkuat sistem peringatan dini tsunami: Memasang lebih banyak sensor dan infrastruktur peringatan dini di daerah rawan tsunami, serta meningkatkan akurasi dan kecepatan penyampaian informasi kepada masyarakat.
  • Meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang bahaya tsunami dan cara menyelamatkan diri. Edukasi ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan komunitas masyarakat.
  • Membangun infrastruktur yang tahan tsunami: Membangun infrastruktur, seperti rumah, sekolah, dan rumah sakit, yang tahan terhadap tsunami. Hal ini dapat membantu mengurangi jumlah korban jiwa dan kerusakan akibat tsunami.
  • Melakukan simulasi dan latihan evakuasi: Melakukan simulasi dan latihan evakuasi secara berkala untuk membantu masyarakat memahami cara menyelamatkan diri saat terjadi tsunami.
  • Memperkuat kerjasama dan koordinasi antar pihak: Memperkuat kerjasama dan koordinasi antar pihak, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat, dalam upaya mitigasi tsunami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun