Mohon tunggu...
Lorita Dacosta
Lorita Dacosta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Fisika dengan Metode Pembelajaran "Problem Solving"

20 Juni 2018   12:35 Diperbarui: 20 Juni 2018   12:36 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran dalam pendidikan merupakan masalah yan penting bagi setiap bangsa yang sedang berkembang atau yang telah maju sebab pendidikan merupakan salah satu tolak ukur krmajuan suatu bangsa. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan dilihat dari kualitas proses dan hasil belajar yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa " tujuan pendidkan nasional dalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memilliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Melalui pendidikan fisika siswa dilatih untuk dapat berpikir secara kritis, logis, cermat, sistematis, kreatif dan inovatif. Hal ini merupakan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan fisika yang baik. 

Di samping itu ada beberapa sikap positif yang dapat berguna dalam pemecahan masalah : percaya diri, pantang menyerah, ulet dan disiplin dalam melalukan segala sesuatu. Pendidkan fisikan yang terbaik hanya akan terjadi jika proses belajar mengajar fisika di dalam kelas berhasil membelajarkan siswa untuk berpikir dan bersikap.

Pada kenyatan yang sering kita lihat di sekolah, terdapat siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika. Sebagian siswa menggangap bahwa pelajaran fisika itu sebagai pelajaran yang menakutkan, sulit serta membosakan. 

Pandangan negatif siswa terhadap pelajaran fisika ini menyebabkan rendahnya hasil belajar dan minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika. Pada hal jika ditelisik dari konsep pembelajaran, pelajaran fisika semestinya menjadi mata pelajaran yang sangat menyenangkan dan di sukai oleh siswa.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa pelajaran fisika tidak di sukai oleh siswa, salah satunya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas. Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional atau metode ceramah. Metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling mudah, padahal tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan metode ceramah. 

Dengan metode ceramah pusat pembelajaran hanya terletak pada guru, siswa lebih banyak menengarkan dan mencatat informasi tanpa mengetahui konsep dari pembelajaran itu sendiri. Sehingga keterampilan yang ada di dalam diri siswa tidak dapat terlatih dengan baik. Selain itu juga, minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika akan menurun dan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika.

Proses pembelajaran yang berlangsung satu arah dan monoton tersbut menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang dapat meningkatkan minat belajar siswa yang pada akhirnya tidak bisa dipugkiri masih banyak menggangap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan menbosankan. Sehingga, siswa tidak dapat menerapkan konsep pembelajaran fisika dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru yang dibuat sedikit berbeda. 

Oleh karena itu dalam pembelajaran fisika guru perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat dan menarik sehingga siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran fisika.

Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan pembelajaran yang menjadi kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata. Didalam kehidupan sehari-hari peserta didik telah banyak dihadapkan dengan sebuah masalah baik dilingkungan rumah, sekolah ataupun di masyarakat. Kurangnya kepercayaan uang di berikan kepada peserta didik di lingkugan keluarga untuk menghadapi masalah-masalah yang ada merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik tidak terlatih untuk melalukan problem solving. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun