Mohon tunggu...
Lola Lestari
Lola Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Administratrion Public Universitas Maritim Raja Ali Haji

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Mampukah Kepri Memberlakukan Travel Bubble?

6 Mei 2021   11:08 Diperbarui: 6 Mei 2021   14:15 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : 

Lola Lestari, Mahasiswa Jurusan Ilmu  Administrasi Negara, Universitas Maritim Raja Ali Haji 

Sampai saat ini Indonesia masih bergelut dalam melawan virus corona, jumlah kasus virus corona ini bertambah terus menerus. Mengenai statisitik data kasus Covid-19  Mei 2021. Jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 11.499, untuk jumlah kasus yang aktif sebanyak 1.319, jumlah konfirmasi yang sembuh tercatat sebanyak 9.912 dan jumlah yang terakhir yaitu jumlah meninggal sebanyak 268. Setelah kita berkaca melalui data tersebut, hal ini sangat menjadi rawan terhadap kasus Covid-19 yang sangat melonjak di Kepulauan Riau. Sehingga kewaspadaan dalam pencegahan kasus ini tetap harus memperkuat protokol kesehatan sesuai aturan yang telah diberlakukan.  Jumlah wisman yang datang ke Kepulauan Riau pada tahun 2019 tercatat sebanyak 2.6 sehingga terlihat jelas sekali bahwa  sektor pariwisata di Kepulauan Riau merupakan Jatungnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. 

Sebagai Negara kepulauan, khususnya Kepulauan Riau, potensi Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar. Industri pariwisata di Kepulauan Riau umunya telah berkembang pesat. Perkembangan industri tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan penerimaan devisa Negara, namun juga memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan sebagai upaya untuk mengatasi pengangguran di daerah tersebut. Namun, hal ini sangat disayangkan, dikarenakan jumlah kasus Covid-19 terus meningkat sehingga berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi khususnya di Kepulauan Riau. Sejak pandemi Covid-19 sampai hari ini porsi kontribusi sektor pariwisata telah larut sangat drastis.

Dengan demikian, upaya pemerintah yang sedang berjuang untuk menemukan cara-cara yang efektif dan efesien untuk memulihkan perekonomianya. Salah satu cara yang ditempuh ditengah perbincangan yang hangat yaitu travel bubble. Dalam rangka mengairahkan kembali perekonomian di dalam negeri, Indonesia berencana membuka perbatasan dengan beberapa Negara tetapi  menutup untuk Negara lain atau kini dikenal sebagai kebijakan Travel Bubble. Ada beberapa syarat dan kriteria yang harus terpenuhi terlebih dahulu, idealnya adalah Negara-negara tersebut sudah berhasil menangani Covid-19 di negaranya agar para pengunjung tidak lagi harus menjalani karantina ketika tiba disana. Pembahasan kabinet terbatas pada 23 mei 2020 ada empat Negara yang akan menjadi mitra travel bubble di Indonesia yaitu China, Korea Selatan, Jepang dan Australia serta dengan memperhatikan nilai ekonomi dan faktor kesehatan. Kemudian untuk rencana pembukaan perbatasan secara terbatas melalui Travel Bubble Indonesia menitik fokuskan pada 3 wilayah yang akan berlangsung untuk penerpan Travel Bubble yaitu Batam, Bali, Bintan.

Namun faktanya hal ini sangat bertolak belakang dikarenakan Angka Covid Kepulauan Riau sangat tinggi sehingga menyebabkan Travel Bubble (Gelembung Perjalanan) antara Singapura dengan Nongsa di Batam, dan Singapura dengan Bintan Resort di Bintan , Provinsi Kepulauan Riau kembali tertunda. Awalnya travel bubble antara Nongsa-Singapura dan Bintan-Singapura dibuka pada 21 April 2021, yang bertepatan dengan Hari Kartini. Namun sangat disayangkan, kemudian diundur hingga Mei 2021 dan diundur kembali hingga 2021. Hal ini menimbulkan kekhawatiran apabila perbatasan untuk perjalanan pariwisata tidak segera dibuka, maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja di Hotel dan resort Jangan sampai kawasan-kawasan wisata yang masih bertahan karyawanya akan menyebabkan PHK besar-besaran. Bertambah berat beban kita kedepan dalam membicarakan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dari berbagai pihak yang terkait akan  tetap  selalu mendorong agar travel bubble dengan Singapura dan secepatnya juga dapat terealisasikan demi menghidupkan kembali sektor pariwisata yang tumbang karena pandemi Covid-19

Tidak salahnya Indonesia memilih kerjasama travel Bubble dengan keempat Negara tersebut. Namun, idealnya untuk menerapkan kebijakan travel bubble ini perlu mengingat juga bahwa perubahan pandemi Covid19 sangat dinamis pergeraknya. Maka disarankan agar Gugus Tugas Pandemi Covid-19 di bidang pariwisata melalukam pemantuan dan pengendalian secara terus-menerus sehingga data dan informasi dampak Covid-19 bidang pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau tepantau dengan efektif dan efesien. Sehingga dapat meminimalirir angka kasus Covid-19 yang terus meningkat. Kemudian pemerintah juga harus benar-benar mempersiapkan kunjungan lewat Travel Bubble ini sehingga wilayah yang akan didatangi bukan hanyak menarik untuk wisatawan dan pembisnis namun tetap juga aman dalam pencegahan Covid-19 ini. Dan juga ini menjadi catatan penting untuk Masyarakat jangan pernah lelah menaati Protokol kesehatan sesuai aturan yang telah berlaku. Sehingga saat kita berhasil memutus rantai penyebaran Covid-19 secara tegas maka penerapan Travel Bubble segera terealisasikan maka secepatnya akan membangun pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata secara berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun