DEMANGAN, YOGYAKARTA -- Malam takbiran Idul Adha 1446 Hijriah di Demangan, Yogyakarta, pada Kamis malam (5/6) menjelma menjadi lautan kemeriahan dan suka cita yang tak terlupakan. Para warga setempat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tumpah ruah di sepanjang jalanan, memadati area sekitar masjid dan pusat keramaian untuk mengikuti pawai takbir keliling. Kemeriahan yang terpancar bukan hanya berasal dari kumandang takbir yang saling bersahutan, melainkan juga dari berbagai atraksi kreatif dan penuh warna yang disuguhkan oleh setiap TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dan TPA (Taman Penitipan Anak) di wilayah tersebut.
Pawai takbir keliling, yang secara tradisi dimulai selepas shalat Isya, menjadi jantung dan puncak perayaan malam Idul Adha di Demangan. Sorotan utama malam itu adalah partisipasi aktif dan antusiasme luar biasa dari anak-anak yang mewakili berbagai TPQ dan TPA. Mereka tidak sekadar melantunkan takbir dengan suara lantang dan penuh semangat, tetapi juga tampil dengan beragam properti dan kostum unik yang berhasil memukau dan mencuri perhatian setiap pasang mata penonton yang hadir.
Kreativitas tanpa batas terlihat jelas dari berbagai macam pertunjukan yang disuguhkan. Ada kelompok yang dengan bangga mengarak replika hewan kurban berukuran besar, seperti kambing dan sapi, yang dibuat dengan detail dan dihias sedemikian rupa. Replika-replika ini seolah hidup dan menjadi pusat perhatian di sepanjang rute pawai. Tak kalah menariknya, banyak anak-anak yang mengenakan kostum kambing dan sapi yang didesain secara lucu dan menggemaskan, lengkap dengan menirukan suara "embek" atau "moo" yang menambah semarak dan tawa di tengah keramaian.
Selain kostum hewan kurban, properti lain yang tak kalah unik dan menarik perhatian turut memeriahkan barisan pawai. Lampu-lanpu dengan berbagai bentuk dan ukuran, obor elektonik yang menyala terang benderang menciptakan cahaya di tengah malam, serta spanduk-spanduk besar berisi ucapan selamat Idul Adha dengan tulisan kaligrafi yang indah, semuanya turut mempercantik setiap barisan pawai. Beberapa kelompok TPQ menunjukkan kekompakan mereka dengan mengiringi lantunan takbir dengan irama dari kirab irama atau marching band, menciptakan harmoni musik yang syahdu namun tetap penuh semangat dan energik.
Antusiasme juga tidak hanya datang dari para peserta pawai. Namun para orang tua, anggota keluarga, dan masyarakat umum terlihat memadati setiap jengkal pinggir jalan. Mereka berjejer rapi, dengan wajah penuh senyum dan rasa syukur, sibuk mengabadikan setiap momen dengan kamera ponsel, mulai dari kostum unik hingga ekspresi gembira anak-anak mereka. Tak jarang, mereka pun turut serta menggemakan takbir, menambah kekuatan suara yang memecah keheningan malam. Suasana kebersamaan yang hangat dan kegembiraan yang tulus sangat terasa di Demangan, mencerminkan semangat gotong royong, toleransi, dan silaturahmi yang begitu kental di tengah masyarakat.
Pihak keamanan setempat, termasuk kepolisian dan petugas ketertiban masyarakat, juga turut berjaga dengan sigap dan profesional untuk memastikan kelancaran seluruh rangkaian pawai. Meskipun jalanan utama yang dilewati pawai terlihat sangat padat oleh kerumunan warga, tidak terjadi insiden yang berarti atau mengganggu kemeriahan acara. Setelah mengelilingi beberapa ruas jalan utama di Demangan, rombongan pawai kembali ke titik kumpul masing-masing untuk melanjutkan takbiran di masjid atau mushola terdekat, dan mempersiapkan diri untuk menyambut pelaksanaan shalat Idul Adha yang akan dilaksanakan esok hari. Kemeriahan malam takbiran yang penuh warna ini menjadi penanda awal kegembiraan dan kebersamaan umat Muslim di Demangan dalam menyambut Hari Raya Kurban yang penuh makna dan keberkahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI