Mohon tunggu...
Liyana Dian Prastiwi
Liyana Dian Prastiwi Mohon Tunggu... Dosen STKIP Al Hikmah Surabaya

Bertumbuh karena hidup dan hidup untuk bertumbuh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bebas Tapi Bingung: Tantangan Kemerdekaan di Era Digital

7 Agustus 2025   09:17 Diperbarui: 7 Agustus 2025   09:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi telah membawa kita pada era digital yang serba cepat dan terbuka. Informasi mengalir tanpa henti, peluang tersebar di mana-mana, dan segala sesuatu tampak mungkin dilakukan hanya dari genggaman tangan. Kemerdekaan era digital dapat kita meknai dengan kebebasan. Era kemerdekaan ini membuat semua orang memiliki kebebasan yang belum pernah dimiliki sebelumnya---bebas berekspresi, bebas memilih informasi, bebas membentuk identitas, bebas berpendapat. Namun, di balik kebebasan itu, muncul satu realita yang tak bisa diabaikan: banyak orang yang justru menjadi bingung, baik dengan atau tanpa disadari. Bingung memilih arah hidup, bingung memilah informasi, hingga bingung menentukan jati diri.

Kemerdekaan harus memiliki tujuan dalam meraihnya. Kebebasan yang tidak disertai kesadaran dan arahan bisa menjadi jebakan. Banyak yang terperangkap dalam dunia digital, menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial tanpa tujuan yang jelas. Mereka begitu mudah terbawa arus tren tanpa berpikir panjang, mengikuti gaya hidup viral tanpa tahu arah dan dampaknya. Meski di era kemerdekaan ini banyak menuai hal baru yang positif, dan semakin produktif. Namun, di sisi lain justru sering menjadi sumber distraksi dan kecemasan. Mereka bebas, tapi belum merdeka. Mereka merdeka, tapi dalam jeratan belenggu. Terbelenggu kemalasan, terbelenggu dalam esensi bahagia yang semu.

Satu di antara tantangan besar yang dihadapi pemuda di era kemerdekaan digital adalah kehilangan arah dan identitas. Media sosial menciptakan ilusi kesempurnaan. Banyak yang membandingkan hidupnya dengan orang lain, merasa kurang, merasa gagal, padahal yang dilihat hanyalah potongan terbaik dari hidup orang lain. Budaya serba instan dan pencapaian cepat membuat proses dan perjuangan dianggap membosankan. Akibatnya, banyak yang merasa tidak cukup baik, tidak cukup sukses , tidak cukup cepat, dan tidak cukup hebat.

Selain itu, rendahnya literasi digital juga memperparah situasi. Banyak pemuda yang tidak berpikir kritis terhadap informasi yang mereka terima. Hoaks, ujaran kebencian, dan konten manipulatif dengan mudah menyebar dan dipercaya. Ruang diskusi yang sehat dan mendalam semakin jarang bahkan sepi peminat, tergantikan oleh komentar singkat yang asal sikat dan debat Panjang yang kosong.

Lantas apa yang bisa dilakukan? Pertama, literasi digital harus menjadi bagian penting dari pendidikan, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga. Masyarakat harus mendapat edukasi tentang cara menggunakan teknologi secara bijak, aman, dan produktif secara terus-menerus. Baik melalui iklan layanan masyarakat, konten edukasi dari para influencer, dan gerakan nyata dari kebijakan-kebijakan pemerintah terkait kebebasan digital. Kedua, ruang-ruang komunitas yang positif harus dibangun, di mana pemuda bisa belajar, berbagi, dan berkembang tanpa tekanan menjadi sempurna. Ketiga, nilai spiritual dan karakter harus ditanamkan sebagai fondasi dalam menyikapi kebebasan digital. Tanpa nilai, kebebasan hanya akan membawa pada kekosongan. Keempat, para guru, orang tua, serta tokoh publik harus menjadi contoh yang baik dalam menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab.

Kemerdekaan digital adalah anugerah, tapi juga ujian. Hidup di zaman yang serba bebas, tetap harus bijak. Tetap tebar kesadaran, kepada orang-orang terdekat, dan tersayang. Bahwa merdeka bukan hanya tentang kebebasan. Ia memiliki tujuan dan makna yang lebih dalam, yakni kebermanfaatan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun