Mohon tunggu...
Mustamsikin
Mustamsikin Mohon Tunggu... Guru

Mencintai dunia literasi, berhubungan dengan buku dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Home

Simpan Rapat Rahasiamu

6 Februari 2025   23:10 Diperbarui: 6 Februari 2025   23:08 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam mulai larut, suasana mulai sepi. Mata penulis mulai lelah setelah seharian beraktivitas. Tetapi jemari penulis tergoda untuk menulis kembali, setelah menemukan sebuah ungkapan yang menghujam dada. Merasuk dalam relung batin dan menerobos sukma.

Beberapa menit setelah membaca kitab Tarbiyah Wa Targhib, pandangan penulis tertuju pada sudut halaman ke 23 dari kitab ini. Tepat pada halaman tersebut tergurat jelas sebuah bab yang menerangkan tentang menyimpan rahasia.

Pengarang kitab ini mendeskripsikan dengan apik, maksud dari menyimpan rahasia. Apa rahasia yang dimaksud? Rahasia siapa yang dimaksud? Menyangkut apa saja? Apa akibatnya jika rahasia tersebar? Mungkinkah ada solusi? 

Dalam permulaan bab ini, penulis kitab menandaskan bahwa, "Ketika kamu--siapapun itu--melihat apapun yang terjadi di rumahmu termasuk terkait ibumu, ayahmu, saudara-saudaramu terdapat sesuatu rahasia yang ketika diketahui khalayak dapat membahayakan atau mengkhawatirkan pada dirimu maka wajib bagimu menyimpannya. Jangan kamu kabarkan kepada siapapun supaya kamu aman dari bahaya dan selamat dari kekhawatiran. Kamu pun akan diperhitungkan sebagai orang yang kuasa menyembunyikan rahasia, memiliki akal yang sempurna, tidak termasuk orang yang ditertawakan."

Melalui penjelasan tersebut pengarang memberi penegasan dalam lanjutannya bahwa banyak orang menyebarkan rahasia mengalirkan darah karibnya dan mencegah sampainya tujuan yang dikehendaki. Sebagaimana sabda Kanjeng Rasul Saw., "Minta tolonglah kalian terhadap hajat kalian dengan menyimpan rahasia. Maka sesungguhnya setiap orang yang mendapat nikmat di dengki.

Melalui penjelasan di atas, sejatinya pengarang kitab ini hendak mewanti-wanti agar seputar kehidupan rumah tidak sampai tersebar luas. Harus ada privasi yang kokoh untuk itu, agar apapun yang terjadi di dalam rumah dan segala yang terlibat di dalamnya tidak menjadi bahan pembicaraan di luar. Selebihnya orang yang mudah mengumbar rahasia adalah ahmaq atau tolol. 

Bagaimana bisa ia mudah membuat viral keluarganya sendiri. Atau bahkan kehidupan pribadinya untuk konsumsi publik? Padahal tidak mungkin seseorang yang tidak mampu menyimpan rahasia, orang lain pasti mudah menyebarluaskannya. Kalau kamu saja tidak kuasa menyimpan apalagi orang lain. 

Sebuah syair menggambarkan fenomena tersebut, "Ketika seseorang menyebarkan dengan lisannya menyebarkan rahasianya, dan kemudian orang lain memperoloknya maka ia tepat sebagai orang yang tolol." 

Mengapa bisa begitu? Salah sendiri rahasia diumbar padahal segala berita yang ada--sekalipun bukan rahasia--sangat potensial dibicarakan oleh orang. Dikomentari hingga ditambah dan dikurangi. 

Namun demikian jika seseorang terpaksa tidak mampu menyimpan rahasianya, pengarang kitab ini memberi solusi. Apa solusinya? 

Pengarang menyatakan, "Jika kamu tidak ada jalan lagi untuk menyimpan rahasiamu maka seyogyanya kamu memilih teman dari kawan-kawanmu yang dapat dipercaya, memiliki pikiran, kuat agamanya, ahli menyimpan rahasia, barulah kamu titipkan rahasiamu kepadanya." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun