Berbagai Keuntungan Menulis

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis. Keuntungan bisa menjangkau sisi spiritualitas, intelektualitas dan keuntungan materi. Apalagi kita hidup di zaman dimana akses sumber rujukan menulis sangatlah mudah. Sekali berselancar di internet bisa teratasi. Untuk itulah ruang mendapat keuntungan menulis sangat terbuka lebar. 

Keuntungan pertama penulis dalam mewujudkan tulisannya baik berupa karya fiksi atau non fiksi, berupa buku fisik maupun elektronik akan memperoleh keuntungan dari spiritualitas. Seorang penulis yang benar-benar terdorong membuat sebuah karya tulis guna mendapat ridha dari Allah Tuhan Semesta Alam, akan mendapat kepuasan spiritual.

Setidaknya ada empat keuntungan secara spiritual dari hasil penelusuran penulis dari kegiatan menulis. Pertama, menemukan pemahaman yang dapat melegakan dari karya yang dihasilkan. Kedua, seorang penulis akan mendapatkan kepuasan batin sekaligus pemahaman atas sesuatu yang pernah ia pelajari. Seorang penulis akan cenderung lebih mudah mendapatkan kelegaan secara batin dan pemahaman yang mendalam. Ketiga, seorang penulis akan lebih mudah mengungkapkan isi hati dan perasaannya. Bahkan cerita-cerita fiksi terkadang sebagai buah imajinasi yang ada dalam bayangan penulis fiksi. 

Keuntungan menulis selanjutnya yakni dari sisi intelektualitas. Penulis yang mampu berkarya dengan kemampuan yang ia miliki tentu akan mendapat keuntungan secara intelektual. Beberapa di antara keuntungan itu, pertama, ia akan lebih mudah meningkatkan kemampuan kognitif. Misalnya menalar, menajamkan daya kritis, dan ketrampilan verbal. 

Seorang penulis yang telah terbiasa dengan kegiatan menulis akan lebih mudah menarasikan ide yang terpendam dalam pikiran. Kemampuan membuat konsep di dalam pikiran juga akan berimbang dengan ekspresi dalam sebuah tulisan. Keuntungan secara intelektual yang kedua dapat memperkuat daya ingat. Sebagaimana orang bijak mengatakan, "Ikat lah ilmu dengan tulisan."Bersamaan dengan ungkapan bijak bestari ini maka menulis adalah solusi bagi orang yang sering lupa. Menulis menawarkan kemudahan untuk sekadar mempertajam ingatan. 

Keuntungan intelektual yang ketiga dari aktivitas menulis yakni sebagai branding pribadi. Orang yang giat dalam menghasilkan karya tulis akan membentuk image bahwa orang tersebut adalah sosok pakar. Orang pun tidak akan janggal bahwa karya yang mereka buta mampu mendongkrak popularitas. Memperkuat ingatan seseorang akan karya tulis yang ia hasilkan. 

Keempat, meningkatkan kemampuan berpikir analitis. Seorang penulis akan dengan mudah berpikir secara sistematis sehingga karya yang ia hasilkan adalah hasil dari struktur pikiran yang telah ia salurkan. Tingkat kemampuan berpikir secara sistematis antara penulis dan yang lain berbeda. 

Kelima, meningkatkan kemampuan berbahasa tulis dengan baik. Penulis yang benar-benar menekuni dunia tulis menulis ia akan terbantu dalam menuangkan bahasa lisan menjadi bahasa tulis. Bahasa kadang sulit untuk disampaikan secara verbal dengan media tulisan akan lebih mudah. Selain itu tentu seseorang bisa menulis sebab mendapat hasil bacaan yang ada dalam pikiran yang sudah menggunung. Dengan kegiatan menulis, sosok penulis akan terbantu menuangkan apa yang terkonsep dalam pikiran dengan mudah melalui tulisan. 

Selain keuntungan secara spiritual dan intelektual di atas ada keuntungan yang sangat dicari oleh penulis. Keuntungan materi tentunya. Siapa sih di muka bumi ini yang tidak ingin mendapat ketenangan dengan banyaknya materi? Hampir-hampir sulit ditemukan. Kebanyakan orang berpikir semua sebisa mungkin menghasilkan materi. 

Keuntungan secara materi ini di antaranya, pertama mendapatkan royalti dari hasil karya tulis yang ia kirim ke penerbit mayor. Seorang penulis yang mampu berkarya dan menuangkan karyanya atau bahkan bisa memasarkan karyanya secara individu, maka ia akan memperoleh hasil berupa materi. Belum lagi kalau ada penulis siap mengerjakan segala proyek penelitian maka sudah barang tentu ada imbalan materi yang akan didapat. 

Keuntungan materi bagi penulis yang kedua adalah banyaknya tawaran untuk diminta sebagai kontributor naskah buku, atau majalah, hingga jurnal yang semua itu tidak lain berujung pada imbalan berupa uang misalnya. Penulis yang sungguh-sungguh akan mampu menerobos dunia ini.