Mohon tunggu...
Lita Lestianti
Lita Lestianti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

No culture, No Future!

Selanjutnya

Tutup

Money

Inilah Saatnya Kami Pergi Haji!

1 Januari 2019   21:01 Diperbarui: 1 Januari 2019   21:26 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alur Pendaftaran Haji Reguler Melalui Bank Danamon (danamon.co)

Lima tahun yang lalu, saat puasa ramadhan 2013, setelah saya selesai ujian dan sebelum kembali ke Indonesia, saya dan seorang teman saya menginjakkan kaki di tanah Vatikan. Well, sebenarnya memang tujuan saya ingin mengelilingi kota Roma. Karena Vatikan adalah satu-satunya negara terkecil di dunia dan juga berada di tengah-tengah kota Roma, akhirnya saya juga berencana mengunjungi negara itu. Saya mengikuti teman saya ke tempat suci agama Katolik itu.
Ketika berada di halaman depan Basilika, saya melihat banyak sekali pengunjung yang antri masuk ke dalam Basilika St. Peter. Saat masuk ke dalam Basilika, teman saya mengungkapkan kebahagiaannya karena sudah tiba di tempat suci agamanya. Saya melihat pancaran kebahagiaan dari matanya.


Tiba-tiba, ada sesuatu yang menghantam hati saya. Perasaan yang tidak jelas saya rasakan. Saya sadar, saya berkebalikan dengannya. Hati saya seperti ada gemuruh yang ingin keluar lewat mata dan berwujud air. Stop. Saya hentikan sebelum air itu keluar dari mata. Saya tak ingin liburan paska ujian saya berakhir sedih.


Saya pun mengungkapkan, "Sedih deh. Tanah suciku malah belum kukunjungi," kata saya pada teman saya.


Ekspresinya tiba-tiba berubah prihatin dan mengucapkan kalimat penghibur, "Ya, semoga bisa kesana ya suatu saat."


Dalam hati saya berkata, "Ya. Semoga suatu saat saya ke Mekkah dan Madinah. Syukur-syukur bisa ke Al-Aqsa juga. Aammiinn."

Kemudian saya menemani teman saya mengambil gambar dan berfoto-foto di dalam Basilika. Tanpa semangat sedikit pun.


Tekad untuk Berhaji

Semenjak itu, saya pun bertekad akan berhaji kelak walaupun saya tidak tahu kapan. Dalam benak saya, setiap saya melihat berita di televisi, para jemaah haji kebanyakan adalah orang tua. Belum lagi untuk daftar haji tidak bisa langsung berangkat. Untuk haji reguler, berangkat haji bisa menunggu sampai 20 tahun kemudian. Pantas saja banyak sekali orang sudah tua atau sepuh baru berhaji. Ditambah, biaya haji yang tidak sedikit.


Saya berpikir ternyata butuh perjuangan kalau mau berhaji. Walaupun begitu, insyallah saya akan berhaji apalagi ibadah haji adalah ibadah rukun Islam terakhir yang akan melengkapi ibadah kita sebagai umat muslim. Karena syarat wajib haji (dan juga umrah) adalah 1) Islam, 2) Berakal, 3) Baligh, 4) Merdeka, 5) Mampu.


Setahun setelah menikah, mertua menyarankan untuk segera daftar haji. Saya dengan sigap mencari informasi tentang daftar haji. Untuk tahun 2018, daftar awal haji sebesar 25 juta sudah dapat porsi. Pelunasannya bisa dilakukan sebelum berangkat haji. Tapi saya dan suami masih berusaha mengumpulkan uang untuk daftar haji.


Inilah saatnya berhaji!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun